BETARA – Polres Tanjab Barat menggelar Sosialisasi dan Praktik “GAS POLL” Gerakan Bersama Pengolahan Limbah dan Lahan Menjadi Pupuk Kompos Bernilai Ekonomis di Kecamatan Betara Selasa (07/07/20).
Sosialisasi kali ini ditujukan pada Kelompok Tani dan Pemilik Lahan se Kecamatan Betara dan Kuala Betara.
“Sosialisasi ini guna mengedukasi Masyarakat Bersama-Sama Mencegah Karhutla dengan Budaya Baru Mengolah Bahan Baku Sumber Kebakaran Lahan Menjadi Pupuk Kompos yang Bernilai Guna dan Mendorong Masyarakat Semakin Produktif,” ungkap Kapolres Tanjab Barat AKBP Guntur Saputro, SIK, MH kepada lintastungkal.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Kapolres edukasi terkait pengolahan limbah lahan untuk berbagi ilmu dan pengalaman agar masyarkat mampu menghadapi masa krisis serta menghadapi musim kemarau.
“Ini yang kita ingin untuk satukan persepsi dan perasaan kita bahwa karhutla bukan sebagai ancaman namun sebagai peluang bagaimana memanfaatkan limbah lahan di musim kering yang akan dijadikan pupuk kompos,” ujarnya.
Kapolres membeberkan, bahan yang digunakan adalah Kompos “Vaksin Cegah Api” dengan komposisi yakni :
- Limbah tanaman;
- Dolomit (Serbuk Batu Gamping);
- Air;
- EM4 adalah cairan yang berisi dari campuran beberapa mikroorganisme yang bermanfaat dan berguna bagi proses penguraian dan persediaan unsur hara tanah; dan
- Terpal.
Pembuatan Pengolahan Lahan Limbah Tanaman Menjadi Pupuk Kompos :
-
- Masukan Limbah tanaman di atas terpal;
- Masukan Cairan 3 botol EM4 kedalam air sampai tercampur rata kemudian masukan Dolomit sebanyak 3/4 % lalu siramkan EM4 di atas limbah tanaman sampai rata;
- Tutup Limbah tanaman tsb dengan menggunakan terpal dan setelah 4 hari di cek kembali dan limbah tanaman tsb di aduk kembali dan diamkan selama 80 hari sampai berubah warna menjadi kecoklatan dan beraroma keasamaman dan beraroma tanah;
- Selanjutnya Limbah tanaman bisa digunakan.(*)