SEMARANG – Mahasiswa KKN Kelompok 78 UIN Walisongo Semarang Mengikuti Pengajian 10 Muharram di Desa Ngampel Wetan, Rabu ( 17/7/24).
Warga Desa Ngampel Wetan mengadakan acara selamatan dalam acara tersebut.
Aqshol Amri selaku ustadz dan koordinator acara mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin atau tradisi warga desa ngumpul tiap tanggal 10 Muharram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Muharram merupakan bulan yang sudah dikenal lama sejak pra islam. Suro dalam bahasa Jawa berasal dari bahasa Arab yaitu ‘asyura yang artinya kesepuluh (maksudnya 10 Muharram). Bulan Muharram dikenal sebagai permulaan bulan atau diperingati sebagai awal kebangkitan,” jelasnya.
Setelah adzan maghrib berkumandang warga Desa Nganpel Wetan berbondong-bondong ke mushola untuk sholat maghrib berjamaah. Setelah sholat maghrib warga desa Ngampel Wetan melaksanakan sholat tasbih yang terdiri dari 4 rakaat.
“Sebenarnya sholat sunnah tasbih bisa dilakukan setiap hari akan tetapi sholat sunnah tasbih di waktu Muharram mempunyai keistimewaan tersendiri yaitu barang siapa yang melaksanakan sholat sunnah pada malam Asyura, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama 50 tahun,” tandasnya.
Pada tanggal 10 Muharram beberapa masyarakat desa Ngampel Wetan masih melakukan tradisi yang langka yaitu tradisi memasak Bubur Asyura. Bubur asyura tersebut dibawa ke Masjid setelah sholat sunnah tasbih dan melakukan acara selamatan. (Su’udi)
Penulis : Tim Media
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal