Sedangkan Zuhri Mustafa Nasution, mewakil pesantren menerangkan telah dilakukan evakuasi santri yang pondoknya hanyut.
“Itu sudah kami arahkan ke lokal yang di sana. Para guru juga sudah ada di sini untuk membantu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan keterangan sementara, kata Zuhri, belum ada laporan santri yang hilang atau hanyut. “Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada laporan, itu makanya santri yang bermukim di Banjar Manggis dikumpulkan dulu,” sebutnya.
Dia berharap Aek Singolot yang sempat meluap secepatnya surut dan normal sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua santri, para santri, dan masyarakat. “Kita doakan agar sungai surut,” harapnya.
Wakil Bupati Atika Azmi yang turun langsung ke lokasi mengatakan pemerintah untuk sementara masih tahap peninjauan dan pendataan dengan harapan tidak ada korban jiwa.
“Kurang lebih 30 unit pondok santri hanyut. Kami mengajak masyarakat untuk sama-sama berdoa tidak ada korban jiwa. Kalau kerugian materil tentu bisa diatasi,” katanya, Kamis (21/12) dini hari.
Dengan kondisi cuaca seperti ini, wabup berharap masyarakat yang berada di sekitar bantaran sungai untuk waspada. “Termasuk yang berada di muara sungai ini, bukan hanya masyarakat Purba Baru dan santri,” sebutnya.
Salah satu desa yang menjadi perhatian wabup di tengah intensitas hujan seperti saat ini adalah Desa Muara Batang Angkola di Kecamatan Siabu yang merupakan muara sungai.
“Kami mengajak masyarakat berdoa, mudah-mudahan kita diberikan keselamatan,” harapnya.
Terhadap para santri, dia mengaku telah berkoordinasi dengan pihak pesantren agar disampaikan imbauan sehingga tidak ada yang mendekati aliran sungai.
Pantauan di lokasi, ribuan santri turun ke jalan untuk memastikan rekan-rekannya yang ada di Banjar Manggis selamat. Bahkan, masjid pesantren itu sempat dipenuhi santri karena dijadikan tempat evakuasi sementara beberapa santri yang pondoknya hanyut.*
Penulis : Magrifatulloh
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2