“Momen itu, memiliki makna yang luar biasa. Tidak hanya bagi saya, namun juga sebagai bukti kepada orang tua, bahwa doa dan perjuangan beliau tidak sia-sia,” ungkapnya.
“Sejujurnya, ketika itu rasa haru dan bangga yang muncul bukan hanya karena dilantik jadi Letnan Dua, namun membayangkan bagaimana Bapak yang seorang Tamtama, begitu ulet dan teguh dalam memotivasi saya masuk Akmil,” tambah Bagas sambil menerawang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Demikian juga Ibu, lanjut Bagas, ketika dipeluk erat dan dicium beliau, yang dirasakan seolah-olah Ibu melepaskan beban berat sekaligus harapan tinggi, yang selama ini dipendamnya.
“Ketika itu, saya tiak bisa berbuat apa-apa, sehingga secara naluri, saya hanya bersimpuh di kaki Ibu untuk memanjatkan syukur kepada Allah Swt serta berterima kasih kepada Ibu serta mendoakan beliau agar senantiasa sehat dan mendapatkan kemuliaan dari-Nya,” ucap Bagas dengan mata berkaca-kaca.
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya