JAMBI – Bupati Tanjung Jabung Barat, Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag secara resmi membuka Seminar Nasional Forum Pelestarian Mangrove Pangkal Babu dengan tema “Kolaborasi Multipihak untuk Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan dalam Mendukung FOLU Net Sink 2030 di Provinsi Jambi”, yang digelar di Gedung Pascasarjana Universitas Jambi, Sabtu (26/7/2025).
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan pihak yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan yang dinilai sangat penting dalam upaya pelestarian mangrove. Menurutnya, pelestarian mangrove bukan hanya berkaitan dengan menjaga kelestarian alam, tetapi juga menyangkut keberlanjutan masa depan generasi mendatang.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, hutan mangrove memiliki fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial yang besar. Mangrove menjadi penyangga kehidupan pesisir, menahan abrasi, tempat hidup biota laut, sekaligus sumber ekonomi masyarakat lokal,” ujar Bupati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati juga menambahkan bahwa dalam konteks perubahan iklim global, mangrove berperan penting sebagai penyerap karbon alami yang sangat efektif bagi masyarakat pesisir. Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk terus mendukung upaya pelestarian lingkungan, termasuk menjaga kawasan mangrove sebagai warisan ekologis dan ekonomi bagi generasi mendatang.
“Kami membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya dengan berbagai pihak—baik komunitas, dunia usaha, perguruan tinggi, maupun lembaga swadaya masyarakat. Saya berharap forum ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga melahirkan rekomendasi kebijakan untuk perencanaan dan pelaksanaan program pelestarian mangrove ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, Duta Mangrove Provinsi Jambi, R. Khadifa Firdaus, S.P., M.Si., dalam pemaparannya menyampaikan bahwa mangrove memiliki fungsi esensial sebagai pelindung pesisir, penahan abrasi, penjaga keanekaragaman hayati, serta sebagai penyerap karbon efektif (blue carbon) dan sumber penghidupan masyarakat pesisir.
“Mangrove menyerap karbon hingga 77 persen lebih banyak dibandingkan vegetasi darat dan menyimpannya di bawah permukaan laut. Saat ini, potensi karbon biru di Indonesia mencapai 17 persen dari total karbon biru dunia,” jelasnya.
Selain Bupati, seminar juga diisi oleh pemateri lainnya yakni Direktur Pusat Studi Lingkungan Universitas Jambi, Prof. Dr. Rosyani, M.S.; Kepala BPDAS Batanghari, Dr. Nursidah, S.P., M.P.; serta Direktur Utama Biomac Indonesia, Azmi Saputra, S.T., M.T.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjab Barat, Hermansyah, S.STP., M.H.; Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ir. Firdaus Khatab, M.M.; serta peserta yang terdiri dari mahasiswa Universitas Jambi dan perwakilan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Penulis : pro
Sumber Berita: pro/lintastungkal