Seperti Khidayatul Munawwaroh, dosen FKIP Universitas Batang Hari mengaku senang dengan pelatihan, “Ini praktik pelatihan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi dosen karena terasa ringan dan tidak melelahkan. Peserta lebih aktif dan kami menyukai Program PINTAR Tanoto Foundation ini” ujar dosen Bahasa Inggris tersebut.
Bagi dosen, pelatihan dan praktik mengajar tersebut adalah sebuah refleksi dan upgrading. Pengelolaan kelas yang bervariasi, aktivitas mahasiswa secara individual dan berpasangan, hingga berkelompok, lembar kerja yang menuntut kreativitas mahasiswa, dan dibukanya kesempatan mereka untuk bertanya.
“itu semua benar-benar mengasyikkan baik bagi mahasiswa maupun bagi dosen. Saya yakin para mahasiswa, sebagai calon guru pun akan menyukai model pembelajaran ini,” kata Rina Kusuma Dewi, dosen prodi matematika Universitas Jambi.
“Pelatihan ini menyadarkan kekeliruan kami selama ini dalam melaksanakan perkuliahan. Bagaimana kita bisa mencetak calon-calon guru yang inovatif dan kreatif di lapangan bila perkuliahan masih dilaksanakan secara konvensional,” kata Yahvenel Evi Fussalam, dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Muaro Bungo.
”Kami sangat terbantu dengan berbagai variasi pendekatan pembelajaran di kelas. Ini memperkaya jurus mengajar kami,” ujarnya.
Ia mengatakan, transformasi jurus mengajar kepada mahasiswa akan membuat mereka lebih siap mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif.
“Mereka akan lebih siap,” pungkasnya.
Editor : Tim Redaksi