Salah seorang siswa yang ikut dalam silaturahmi yang mereka sebut ‘party’ itu, engan dituliskan namanya, merasa sangat shock dan terpukul dengan judul berita yang dimuat di media dan medsos, padahal yang kami lakukan hanyalah semacam silaturahmi dan berjoget saja, bukan ‘dugem’ yang dituduhkan.
“Setelah berbulan-bulan kami hanya daring tanpa ada tatap muka disekolah dan pada kegiatan itu kami hanya silaturahmi antara sesama siswa yang nantinya setelah kelulusan akan berpisah memilih jalan masing-masing,” ujar siswa itu kecewa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sehingga Ketua Komite SMAN 1 Kuala Tungkal, Mardan Hasibuan angkat bicara dan berpesan. Selaku Ketua Komite dirinya meminta kepada rekan media untuk mengklarifikasi judul ‘Dugem’ yang ditulis berbagai media dan medsos pada kegiatan anak-anak kami dari SMAN 1 Kuala Tungkal. Dengan pemberitaan tersebut.
“Kami pihak Komite dan orang tua betul betul sangat terpukul dan shock sekali, sebab karena ulah anak anak kami, yang mengadakan ‘silaturahmi’ dengan berjoget joget di katakan “Dugem”. Kalau “Dugem” konotasinya ‘dunia gemerlap’ seharusnya diadakan ditempat hiburan malam lengkap dengan embel-embelnya (wanita penghibur, minuman beralkohol dan narkoba), tapi embel embel itu tidak ada buktinya. Kami sebagai orang tua sangat malu, akibatnya Daerah dan Lembaga Pendidikan di Tanjab Barat jadi ‘tercoreng’ sampai ke Dunia,” ujarnya.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya