Sementara itu Nanda Dwi Akhmad Ramadhan selaku fasilitator daerah, berharap tiap guru mampu mengimplementasikan apa yang dilatihkan oleh fasilitator.
Apalagi ditambahkan Nanda, kegiatan tersebut juga melibatkan kepala sekolah. Sehingga tahu betul kebutuhan guru di sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini tentu saja menjadi catatan semua. Kepala Sekolah harus mendukung kebutuhan guru di sekolah. Di Tanoto Foundation itu tidak terpengaruh oleh apapun kurikulumnya, karena yang terpenting adalah bagaimana guru menerapkan pembelajaran aktif, tidak diam saja mengandalkan buku teks mata pelajaran,” tegasnya.
Parno, Kepala SMPN 22 Tanjab Timur mengaku mengapresiasi pelatihan tersebut, ia mangatakan guru terlibat aktif dalam semua kegiatan, “Saya lihat bagus ya, semua aktif terlibat untuk mengubah pola piker guru dalam mengajar di kelas, sebagai kepala sekolah, saya akan support kegiatan di sekolah kami,” tukasnya.
Dewi Susanti, guru SMPN Satap 11 Tanjab Timur mengakui guru harus mengubah pola pikir mereka untuk dapat berbuat lebih baik sesuai hasil pelatihan tersebut.
“Siswa memang dituntut aktif, namun guru harus bisa mengarahkannya. Melalui pelatihan ini sangat cocok agar siswa menjadi aktif dan kelas menjadi hidup dengan pembelajaran K-13,” pungkasnya.
Halaman : 1 2