Masih dikatakan Ali Sodikin, di dalam Kamar Santri Blok Hanoman tersebut Warga Binaan yang sebelumnya sudah memiliki basic dalam membaca Al-Qur’an kemudian direkrut dan membantu kegiatan keagamaan dari Senin-Kami di Lapas Kuala Tungkal.
” Misi kita jangka panjang bahwa di Lapas Kuala Tungkal membudayakan budaya Santri,” ucapnya.
Apabila nantinya diantara Warga Binaan yang membantu kegiatan keagamaan ini bebas, pihak Lapas akan melakukan rekrutmen lagi dari sekian banyak kamar – kamar yang ada di Blok Lapas Kuala Tungkal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
” Yang basic ilmu keagamaannya bagus kita rekrut lagi, kita masukkan ke kamar santri, kita bina melalui kerjasama dengan pihak Kemenag,” katanya.
Mewakili Kalapas I Gusti Lanang ACP, Ali Sodikin berharap melalui pendidikan-pendidikan secara keagamaan dapat menumbuhkan kesadaran dalam diri Warga Binaan.
” Pembinaan bagi Warga Binaan paling tepat adalah di Lapas. Untuk pendekatan secara kerohanian dalam arti pendidikan-pendidikan secara keagamaan,” sebutnya.
Ali menambahkan, mudah-mudahan saat mereka bebas nanti Warga Binaan yang sudah mendapatkan pembinaan keagamaan ini, tidak melakukan tindakan-tindakan yang berdampak hukum dan berakhir dengan Pidana.
” Program ini adalah salah satu upaya kita untuk menurunkan tingkat residivis juga begitu keluar Lapas mereka tidak terjerumus lagi tindakan – tindakan yang berdampak hukum,” pungkasnya.(Bas)
Halaman : 1 2