JAKARTA – Anggota DPR RI yang juga seorang budayawan, Dedi Mulyadi menilai, upaya Malaysia mencaplok budaya Indonesia bukan sesuatu yang aneh.
Sebab, kata dia beberapa kali Negeri Jiran tersebut memang berusaha mengklaim produk kesenian atau warisan tak benda milik Indonesia.
“Dalam pandangan saya yang sangat penting dari klaim kebudayaan adalah kita harus memiliki kesungguhan untuk mengelola kebudayaan Reog Ponorogo sebagai kekuatan budaya kita,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat (8/4/22).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dedi melanjutkan, sebagai bangsa besar, Indonesia selalu ribut setelah kebudayaan sendiri diklaim oleh pihak lain. Di saat sebelumnya, masyarakat malah sibuk membanggakan kesenian dan budaya bangsa lain.
“Ketika tidak ada klaim kita tidak memberikan ruang, kurang memberikan perhatian. Kita acuh pada produk kesenian kita, malah membanggakan produk kesenian bangsa lain. Ketika diklaim baru ribut. Sifat ini harus dihilangkan,” ujarnya.
Seharusnya, imbuh Dedi, mau ada klaim dari negara lain atau tidak, kesenian Reog Ponorogo harus mendapat pengelolaan yang baik dan perhatian dari pemerintah.
“Mau diklaim atau tidak, Reog Ponorogo adalah kesenian milik kita. Cara memilikinya adalah melakukan pengelolaan dengan baik, diberikan ruang berekspresi dengan baik dan diperhatikan kehidupan para senimannya,” pesan Dedi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dari judul : Serba-serbi Gaduhnya Klaim Malaysia atas Reog Ponorogo.