15 Desa dari 7 Kecamatan di Tanjab Barat Lokus Stunting

- Redaksi

Rabu, 24 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat H. Zaharudin. FOTO : ARY/LT

Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat H. Zaharudin. FOTO : ARY/LT

KUALA TUNGKAL – Sebanyak 15 Desa yang tersebar di 7 Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah ditetapkan menjadi lokus penanganan stunting pada 2022.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Tanjab Barat H. Zaharudin, Selasa (23/8/22) siang.

Penetapan desa prioritas lokus stunting terintegrasi Kabupaten Tanjab Barat tahun 2022, ditetapkan pada Anggaran Tahun 2021 lalu ini, karena menyesuaikan program kegiatan dan sub kegiatan yang ada di organisasi perangkat daerah yang ada di rencana kerja organisasi perangkat daerah yang terkait di dalam tim penanggulangan stunting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Untuk menentukan desa prioritas locus stunting ini, kami menggunakan data sebagai baselinenya. Diantaranya, desa rawan pangan, desa penanganan kemiskinan ekstrim dan desa dengan prevalensi dan jumlah stunting yang tinggi atau absolute,“ katanya.

Disampaikan Zaharudin bahwa berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), angka balita stunting tahun 2020 dari 44,% turun menjadi 21,8 %, sedangkan pada tahun 2021 angka stunting Kabupaten Tanjung Jabung Barat turun menjadi 19,8%, yang mana Tanjab Barat termasuk dalam tiga Kabupaten terbaik dalam penurunan angka  stunting berdasarkan Survei Gizi Nasional (SGI).

“Target penurunan stunting sudah dicantumkan di dalam RPJMD 2021-2026, sehingga pada masa akhir kepemimpinan Bupati Anwar Sadat dan Wakil Bupati Hairan pada tahun 2024 sudah harus mencapai 14%, hal tersebut tidak terlepas dari peran dan kerjasama kita semua untuk menekan dan mencegah stunting di Bumi Serengkuh Dayung Serentak ke Tujuan,” ungkap Zaharudin.

Menurutnya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah gizi, baik sebab secara langsung seperti kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit Infeksi, mau pun sebab tidak langsung seperti pola asuh yang salah, rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi, hygiene sanitasi lingkungan yang kurang sehat, rendahnya sosial ekonomi masyarakat serta karena ketiadaan lapangan pekerjaan.(Ary)

Apa Penadapat Anda Terkait Berita Ini?

Follow WhatsApp Channel lintastungkal.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kenaikkan Cukai Rokok : Mengurangi Dampak Buruk Asap Rokok Bagi Perokok Pasif
Mengurangi Dampak Kesehatan: Kenaikan Cukai Rokok sebagai Upaya Menurunkan Angka Perokok di Indonesia
Kenaikan Cukai Rokok
Screning Merokok Pada Usia Anak Sekolah Lebih Efektif: Dengan Menaikkan Cukai Rokok Diera Pemerintahan Baru
Menaikkan Cukai Rokok: Langkah Strategis Cegah Kasus Kanker Baru
Kenaikan Cukai Rokok: Solusi Efektif atau Tantangan Baru bagi Kesehatan Remaja?
7 Ramuan Tradisional untuk Meredakan Sakit Pinggang Secara Alami
Pewira hingga Staf Kodim 0419/Tanjab Jalani Tes Kesegaran Jasmani Periodik II Tahun 2024
Berita ini 373 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 21 Desember 2024 - 14:12 WIB

Kenaikkan Cukai Rokok : Mengurangi Dampak Buruk Asap Rokok Bagi Perokok Pasif

Jumat, 20 Desember 2024 - 23:57 WIB

Mengurangi Dampak Kesehatan: Kenaikan Cukai Rokok sebagai Upaya Menurunkan Angka Perokok di Indonesia

Selasa, 17 Desember 2024 - 12:54 WIB

Kenaikan Cukai Rokok

Sabtu, 14 Desember 2024 - 16:09 WIB

Screning Merokok Pada Usia Anak Sekolah Lebih Efektif: Dengan Menaikkan Cukai Rokok Diera Pemerintahan Baru

Sabtu, 14 Desember 2024 - 11:46 WIB

Menaikkan Cukai Rokok: Langkah Strategis Cegah Kasus Kanker Baru

Berita Terbaru

Irban Khusus Provinsi Jambi Mat Sanusi, Bersama Bupati Anwar Sadat dan Jajaran Pemerintah Tanjab Barat (Prokopim)

Advetorial

Pemerintah Tanjab Barat Raih Predikat Kinerja ‘Baik’

Sabtu, 15 Feb 2025 - 18:40 WIB