JAKARTA – Sejumlah pengamat memberikan penilaian terhadap harga keekonomian BBM subsidi yang disampaikan pemerintah. Menurut pengamat, harga keekonomian BBM subsidi yang dipaparkan pemerintah terlalu tinggi.
Sebelumnya Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM menyampaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis solar dan pertalite saat ini jauh dari harga keekonomian atau harga yang seharusnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jika menggunakan asumsi ICP saat ini yang senilai 105 dollar AS per barrel dan kurs rupiah Rp 14.700 per dollar AS, maka harga solar seharusnya Rp 13.950 per liter. Sedangkan, untuk Pertalite harga keekonomiannya Rp 14.450 per liter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan bahwa harga keekonomian Pertalite di Rp 17.200 per liter dan solar Rp 17.600 per liter.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai, harga keekonomian yang disampaikan oleh Kementerian Keuangan terlalu tinggi .
Menurut paparan Kementerian Keuangan, outlook harga minyak internasional (Brent) 2022 sampai dengan akhir tahun yang diterbitkan oleh EIA menunjukan harga minyak di 104,8 dollar AS per barrel dan berdasarkan forecast konsensus harga minyak bahkan mencapai 105 dollar AS per barrel pada Agustus 2022.
“Sedangkan pada bulan ini tren harga minyak mentah brent sudah di bawah 100 dollar AS per barrel sehingga harga keekonomian yang disampaikan pemerintah terlalu tinggi,” sebut dia seperti dilansir Kontan.co.id, Senin (29/8/22).
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya