JAKARTA – Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya dalam mendorong dekarbonisasi sektor penerbangan melalui pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Isu ini menjadi fokus dalam panel diskusi bertajuk “Sustainability: Indonesia’s Emission Reduction Ambition and the Benefits of SAF” pada Pertamina SAF Forum 2025 pada Kamis (16/10) di Jakarta.
Empat pembicara lintas sektor hadir berbagi pandangan, yakni Country Manager Indonesia Cathay Pacific Airways Tony Sham, CEO Qualitas Sertifikasi Indonesia Ryanza Prasetya, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Sokhib Al Rokhman, serta Senior Managing Director Boeing Malcom An. Diskusi dipandu oleh VP Sustainability Program, Rating & Engagement PT Pertamina (Persero), A.A.A. Indira Pratyaksa.
Tony Sham menyoroti pentingnya ekosistem dan kebijakan pendukung adopsi SAF di Asia. “Cathay Pacific menargetkan 10% pemakaian pada 2030, sementara pada tahun 2024 saja Cathay Pacific telah menggunakan 6.884 KL SAF. Indonesia berpotensi menjadi pemasok strategis SAF berbasis minyak jelantah bila tantangan ketersediaan dan harga dapat diatasi melalui kolaborasi lintas pelaku,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sokhib Al Rokhman menegaskan pemerintah tengah memperkuat kebijakan untuk mempercepat penggunaan SAF yang selaras dengan roadmap dan standard internasional. “Roadmap SAF, mekanisme MRV oleh operator, serta regulasi penerapan skema CORSIA telah disiapkan. Dengan sertifikasi sesuai ketentuan Ditjen Migas dan ICAO CORSIA, dan insentif yang proporsional, adopsi SAF di dalam negeri dapat dipercepat,” ujarnya.
Penulis : Warna Komunika Indonesia
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Lintastungkal
Halaman : 1 2 Selanjutnya






