JAKARTA – Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia, memberikan konfirmasi bahwa KBRI Kuala Lumpur, Malaysia telah berhasil menyelamatkan 75 warga negara Indonesia (WNI) dari hukuman mati.
Hal itu telah pula disampaikan Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Kuala Lumpur, Danang Waskito, yang mengonfirmasi bahwa sebelumnya terdapat 79 WNI yang divonis hukuman mati, dan keputusannya telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkrah), Kamis (4/12/2025).
Tim Pelindungan WNI KBRI Kuala Lumpur mengajukan peninjauan kembali (judicial review) kepada Mahkamah Persekutuan di Malaysia, sehingga dari 79 WNI yang divonis hukuman mati termaksud, 75 WNI di antaranya mendapat keringanan hukuman atau terbebas dari hukuman mati. Ditegaskan kembali komitmen Perwakilan RI di Malaysia untuk terus berupaya memberikan pendampingan kepada para WNI yang tersangkut masalah hukum di Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut dia, mayoritas kasus mereka terkait dengan narkotika. Baik sebagai kurir, pihak yang tertipu oleh sindikat, maupun yang terlibat tanpa pemahaman penuh mengenai konsekuensinya.
Dijelaskan bahwa saat ini Pemerintah Malaysia tengah menjalankan reformasi sistem hukuman mati yang membuka peluang untuk mengajukan peninjauan kembali dan permohonan keringanan hukuman. Dengan demikian, hal itu juga menjadi peluang bagi WNI yang terancam hukuman mati untuk bisa lepas dari ancaman hukuman tersebut.
Melalui reformasi tersebut, Pemerintah Malaysia memberikan kewenangan kepada hakim untuk menjatuhkan hukuman alternatif selain hukuman mati, misalnya dengan vonis pidana seumur hidup atau penjara dalam waktu panjang. Namun demikian, menurut KUAI KBRI Kuala Lumpur, hukuman mati tetap diberlakukan dalam sistem peradilan Malaysia, sehingga upaya diplomatik yang serius tetap diperlukan pihak Indonesia untuk membantu WNI yang menghadapi ancaman hukuman tersebut.
Sekarang ini, tercatat sekitar 150 WNI di Semenanjung Malaysia terancam hukuman mati, baik yang masih menjalani proses penyidikan, persidangan, maupun yang telah dalam tahap banding. Sebagian besar kasus para WNI itu terkait dengan narkotika, yakni sebagai kurir, dan / atau pihak yang tertipu oleh sindikat, atau yang terlibat tanpa pemahaman penuh mengenai konsekuensinya.
Digarisabwahi bahwa perlindungan terhadap WNI yang terlibat kasus hukum di Malaysia, tidak hanya melalui Atase Hukum KBRI Kuala Lumpur, tetapi juga dilakukan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Johor Bahru, dan KJRI Penang.
Sebagai salah satu bentuk pelindungan WNI, Perwakilan RI di Malaysia menunjuk pengacara pembela bagi WNI yang terancam hukuman mati dan tidak mampu, serta terus memantau langsung proses persidangan guna memastikan hak-hak terdakwa dihormati.
KUAI KBRI Kuala Lumpur menjelaskan, berdasarkan pemantauan selama ini, para WNI diperlakukan dengan baik oleh otoritas Malaysia, di mana hal itu termonitor pada saat dilakukan kunjungan konsuler ke tempat-tempat tahanan guna memastikan kondisi fisik dan psikologis para WNI yang ditahan, tetap dalam kondisi stabil.**
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Siaran Pers KBRI






