Sebelum mendapatkan pembinaan dari Pertamina, bisnis Sasagu diakuinya belum berkembang seperti saat ini. Berbekal pendampingan dan coaching one by one yang dilakukan semua tantangan kini bisa teratasi.
Selain tentang profit (keuntungan), Herlinda juga mendapatkan ilmu tentang people dan plane. Oleh karena itu, ia mewajibkan dirinya menanam lima bibit sagu saat menebang satu pohon sagu. Tujuannya agar kelestarian alam bisa berlanjut. Ia juga berharap bisa semakin memberdayakan masyarakat Papua apabila bisnisnya terus bertumbuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ide pembuatan tepung sagu sejatinya lahir kala ia kesulitan mendapatkan boba dan tepung tapioka sebagai bahan baku pembuatan boba yang rencananya akan dijual dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021 di Papua. Kesulitan ini akhirnya melahirkan boba berbahan baku sagu. Butuh waktu dua tahun untuk bisa membuat boba yang lebih enak dan lebih kenyal dengan bahan sagu.
Segendang sepenarian, Herlinda juga butuh waktu yang tidak sebentar untuk membuat cookies yang enak dan renyah berbahan sagu. Ia sampai harus membaca banyak jurnal internasional agar produknya, termasuk cookies dengan bahan gluten free ini bisa dinikmati seenak cookies yang dibuat dengan tepung terigu.
Berbekal inovasi tersebut, Sasagu telah banyak meraih penghargaan di antaranya Australia Awards 2024, Best UMKM FnB Track dari Digital Creative Entrepreneurs, TOP 350 PFpreneur Perempuan UMKM untuk Nusantara oleh Pertamina, dan Finalis Indonesia Food Inovation oleh Kementerian Perindustrian.
Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Ispiani Abbas mengaku bersyukur banyak UMK telah merasakan manfaat positif dari program Pertamina UMK Academy. “Ini akan menjadi penyemangat bagi Pertamina untuk terus mendukung UMK naik kelas agar semakin membawa dampak positif bagi warga dan lingkungan sekitar,” tegasnya.
Agar memudahkan para peserta dalam mengikuti pelatihan, Pertamina UMK Academy 2025 telah menghadirkan platform Learning Management System (LMS). Karena berbasis digital, para peserta bisa dengan mudah mengikuti seluruh pembelajaran. Semua materi, tugas, dan evaluasi dapat diakses dalam satu platform, kapan saja dan di mana saja.
Penulis : Warna Komunika
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya