Ingatkan soal Amandemen
Haedar Nashir yang memberi judul pidato dengan gaya hastag juga menyerukan “adzan” soal wacana amandemen konstitusi yang hendak dilakukan oleh MPR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Belajarlah dari empat kali amandemen di awal reformasi, yang mengandung sejumlah kebaikan, tetapi menyisakan masalah lain yang membuat Indonesia kehilangan sebagian jati dirinya yang asli,” kata Haedar Nashir.
Dia menekankan, jangan sampai di balik gagasan amandemen ini menguat kepentingan-kepentingan pragmatis jangka pendek yang dapat menambah berat kehidupan bangsa, menyalahi spirit reformasi 1998, serta lebih krusial lagi bertentangan dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 yang dirancangbangun dan ditetapkan para pendiri negeri 76 tahun silam.
Ketika bertumbuh gagasan dan kehendak yang berkaitan dengan hajat hidup bangsa dan negara, kata dia, maka berdirilah dalam posisi tengahan dan jauhi jalan ekstrem. Tempuhlah musyawarah untuk mufakat, serta hindari sikap mau menang sendiri.
Itulah sebagian “suara azan” yang disampaikan oleh Haedar Nashir sebagai “muazin” bangsa.
Haedar Nashir mengatakan semua warga dan elite bangsa dapat menjadi muazin untuk Indonesia.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya