Lalu bagaimana dalam kondisi dan situasi kritis seperti itu masih harus memimpikan kecerdasan, kepandaian dan keahlian melalui lembaga pendidikan — setidaknya untuk mencapai pendidikan lanjutan tingkat atas — apalagi universitas ! Padahal untuk mempersiapkan sumber daya kemampuan, keterampilan hingga kecerdasan dan keahlian generasi yang bertumbuh, jelas tidak mudah dan tidak gampang, lantaran harus melalui proses yang panjang dan kerja ekstra keras untuk mulai mempersiapkannya.
Lebih dari itu, berbagai kendala dari upaya untuk mempersiapkan generasi penyambut era Indonesia emas itu, sudah dihambat oleh kualitas dan kuantitas gizi buruk yang telah menjadi hantu penghadang, lalu keseriusan untuk memprioritaskan kesempatan belajar — baik disekolah menengah kejuruan yang bermutu, apalagi untuk belajar sampai tingkat universitas — toh sudah terganjal pula oleh biaya yang tidak terjangkau oleh warga masyarakat kebanyakan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara di luar, ribuan atau bahkan telah jutaan jumlah tenaga kerja asing yang dibiarkan mengambil alih lapangan kerja yang harus diprioritaskan kepada pribumi atau anak bangsa Indonesia sendiri — sehingga pada saat usai mengikuti pendidikan formal atau pun pendidikan non formal — tetap tidak dapat diharap mengubah nasib warga bangsa Indonesia yang patut menikmati buah kemerdekaan yang — kalau pun kelak ada — sudah dapat dipetik pada tahun Indonesia Emas itu nanti.
Penulis : Jacob Ereste
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya