KUALA TUNGKAL – Ombak tinggi di Perairan Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi tidak menghalangi Nelayan untuk melaut guna memenuhi kebutuhan sehari – hari.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun lintastungkal.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjung Jabung Barat, hingga Minggu ke depan perairan Tanjung Jabung Barat berpotensi Ombak tinggi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjung Jabung Barat menghimbau agar Para Nelayan tetap waspada dan melengkapi diri dengan Alat keselamatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Prediksi BMKG hingga Minggu kedepan di Wilayah perairan Tanjab Barat berpotensi ombak tinggi. Untuk itu kita menghimbau Nelayan Waspada dan melengkapi diri dengan Alat keselamatan saat beraktivitas di Laut,” ungkap Kalaksa BPBD Tanjab Barat Zulfikri, Kamis (9/12/21).
Asef seorang Nelayan Jaring Udang Ketak mengakui memang ombak tinggi hingga 1 (Satu) meter. Tetapi dirinya memilih melaut untuk memenuhi nafkah di Rumah.
“Kalau ombak memang tinggi bang. Tetapi kek manalah. Walaupun terpaksa istilahnya nekat demi nafkah di Rumah,” sebut Asef usai mengikuti vaksinasi di Simpang 4 Gang Sentral Kampung Nelayan, Jum’at (10/12/21).
Asef juga mengatakan tidak punya pilihan lain untuk memenuhi Nafkah di Rumah selain kelaut. “Sekarang ini Angin kuat ombak tinggi. Ya terpaksalah bang kita kelaut. Kerjaan lain tidak ada. Kita hanya tahu jaring inilah,” ungkapnya.
Jika Asef yang memilih kelaut untuk memenuhi Nafkah, tidak begitu halnya dengan Muksan Warga gang sentral Kelurahan Kampung Nelayan, Tanjab Barat, Jambi ini yang memilih untuk sementara gantung jaring.
“Sekarang ini susah. Kadang kita jaring ada isi kadang idak. Ini je semiggu libur,” ungkap Muksan dengan logat Melayu.
Pilihan gantung jaring sebut Muksan, selain Udang Ketak yang susah didapat, harga jual Udang juga turun. Dari 140 ke 40 ribu perekor.
“Udang susah nyarinye kelaut tak ade isi. Sedangkan ongkos melaut mulai dari minyak same ransum itu sampai 300 ribu. Terkadang balik modal pun tak dapat,” ucap Warga yang sudah 19 Tahun jadi Nelayan ini.
Warga kelahiran Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengatakan, daripada merugi kelauat tidak dapat hasil dirinya memilih untuk libur sementara. “Kite melaut tak ade hasil, kasihan juge dengan anak buah yang tak dapat duit,” ungkapnya.(Bas)