MUARA SABAK – Posko 18 KKN Kebangsaan yang berada di Desa Teluk Majelis, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengadakan kegiatan pelatihan pemanfaatan Cocopeat dan Cocofiber dari sabut kelapa pada hari Minggu(15/8/21).
KKN Kebangsaan posko 18 yang mana kolaborasi antara Universitas Jambi (Ayu & Febri), Universitas Tanjung Pura (Erik), dan Institut Teknologi Sumatera (Oksifa) memiliki ide untuk membuat suatu inovasi dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa sebagai media tanam (Cocopeat) dan sebagai bahan utama pembuatan pot tanaman (Cocofiber).
Ayu salah satu anggota KKN mengatakan kegiatan tersebut bermula melihat potensi pertanian di desa Teluk Majelis adalah kelapa dan pinang, limbah dari kedua komoditas tersebut belum dimanfaatkan secara efektif, serta menjadi limbah yang terbuang sia-sia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sabut kelapa atau sering kali disebut dengan Cocofiber yang sudah diubah dalam bentuk serabut merupakan limbah dari pohon kelapa yang dapat kita manfaatkan sebagai media tanam atau media campuran dalam membuat bahan-bahan organic,” ungkap Ayu.
Cocopeat termasuk ke dalam media tanam yang bersifat organik, karena terbuat dari serbuk sabut kelapa. Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari.
Selain itu, Ayu juga menyebutkan berbagai kelebihan produknya Fungsi dari sabut kelapa ini bukan hanya baik untuk media tanamnya saja namun baik juga untuk perkembangan tanaman. Untuk sabut kelapa, manfaatnya yaitu menghemat penggunaan pupuk pada tanaman hingga sekitar 50%.
Untuk membuat Cocopeat dan Cocofiber cukup mudah yaitu dengan memarut sabut kelapa dengan bantuan parutan kelapa tradisional hingga mendapatkan bubuk (serbuk) dan juga serabut dari sabut kelapa tersebut.
“alhamdulillah, kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat setempat, selain dapat meminimalisir limbah kelapa, juga dapat sebagai lapangan usaha,” tutup Ayu.
Dr. Ervan Johan Wicaksana, S.pd., M.Pd., M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Lapangan mendukung penuh semua kegiatan yang bersifat positif dan bermanfaat bagi desa.
“Kegiatan ini sangat bersifat sustainable atau berkelanjutan, apalagi KKN bersifat sementara, oleh sebab itu saya menganjurkan kegiatan yang seperti ini,” ujar Dr. Ervan.(*)