Agaknya, itulah sebabnya debat Cawapres menjadi penting dan perlu bagi warga masyarakat, agar dapat memiliki bahan bandingan yang hendak disandingkan dengan kemampuan kandidat calon wakil presiden yang lain. Jika tidak, maka rakyat tak bisa memilih “kucing dalam karung” yang hendak dijajakan kepada warga masyarakat yang tidak cuma sekedar memiliki hak pilih, tetapi juga memiliki hak untuk menilai.
Artinya, bila hak menilai ini bagi warga masyarakat jadi diabaikan hanya karena takut dan ingin menyembunyikan kelemahan dan kedunguannya, seperti yang ditengarai oleh sejumlah pengamat, maka rakyat pun berhak untuk tidak memilih kandidat Wapres tersebut, sesuai dengan hak pilih warga atau rakyat yang tidak memperoleh gambaran yang benar dari kemampuan intelektual dan kecerdasan spiritual yang bisa meyakinkan integritas calon wapres yang kelak akan menjadi beban politik berbagai pihak, termasuk bagi pasangan yang bersangkutan sendiri, maupun kelak dikemudian hari bagi rakyat banyak. Karena indikasi dari orientasi birahi kekuasaan lebih dominsn dan jelas bukan untuk mengabdi kepada rakyat selaku pemiliki amanah yang harus diwujudkan dalam bentuk program yang nyata. Bukan kaleng-kaleng, atau sekedar janji muluk belaka yang sudah berulang kali memperdaya warga masyarakat banyak. Sebab debat Capres dan Cawapres adalah kesempatan untuk membuktikan ada atau tidak adanya isi kepala dan hati yang menuntun etika dan moral kandidat yang pantas dan patut dipilih atau tidak oleh rakyat pada Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jacob Ereste : Banten, 11 Desember 2023
Penulis : Jacob Ereste
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal