“Semua ini ditujukan untuk kesejahteraan rakyat dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ungkapnya.
Gubernur Al Haris juga menjelaskan, kondisi harga komoditas unggulan di Provinsi Jambi saat ini, khususnya petani kelapa sawit belum merasakan kenaikan TBS meski keran ekspor kembali dibuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tren kenaikan TBS yang masih belum stabil sangat mempengaruhi perekonomian petani di Jambi yang 60 persennya merupakan Petani sawit,” jelasnya.
Kekhawatiran lainnya terkait dampak dari adanya beberapa Perusahaan Batu Bara yang diberikan sanksi oleh Kementerian Negeri Sumber Daya Mineral (ESDM) karena angkutannya yang bermasalah.
“Kita khawatir bahwa akan terjadi inflasi yang tidak terkendali di Provinsi Jambi. Otomatis kalau inflasi signifikan, maka dikhawatirkan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Jambi,” jelas Gubernur Jambi.
“Kita ingin tingkat inflasi di Jambi dari semua Kabupaten/Kota bisa dikendalikan. Paling tidak harga komoditi penyumbang income perkapita keluarga Jambi yang perlu dipertahankan,” sebut Al Haris menambahkan.
Gubernur Jambi Al Haris meminta kepada pihak terkait, untuk selalu memonitor setiap perkembangan ekonomi dan gejolak ekonomi di Provinsi Jambi.
“Kalau kita sering berkoordinasi paling tidak kita mengecilkan masalah masyarakat yang terdampak inflasi daerah. Terimakasih Bank Indonesia yang selalu aktif dan responsif terhadap dinamika ekonomi di Jambi,” pungkas Gubernur.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya