Kebijakan Perdagangan AS dan Dampaknya pada Ekonomi Indonesia yang Terguncang

- Redaksi

Minggu, 11 Mei 2025 - 18:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Andhika Wahyudiono, Dosen UNTAG Banyuwangi

Andhika Wahyudiono, Dosen UNTAG Banyuwangi

Ketidakpastian global yang ditimbulkan oleh kebijakan AS juga berdampak pada arus modal internasional. Sri Mulyani mencatat bahwa investor cenderung mengalirkan dana ke aset-aset safe haven dalam situasi ketidakpastian. Hal ini sejalan dengan teori perilaku investor yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes, yang menyatakan bahwa investor cenderung mencari keamanan saat menghadapi ketidakpastian. Bagi Indonesia, hal ini dapat memperburuk kondisi ekonomi domestik, karena arus modal yang keluar akan mengurangi likuiditas dan investasi asing. Penurunan investasi asing dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang sangat bergantung pada sektor-sektor yang menarik perhatian investor global. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengembangkan kebijakan yang dapat meningkatkan daya tarik investasi asing meskipun dalam situasi yang penuh ketidakpastian.

BACA JUGA :  Perum Bulog Tungkal Buka Pasar Murah Upaya Menjaga Ketersediaan Minyak Goreng

Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh AS menunjukkan bahwa Indonesia perlu melakukan reposisi dalam kebijakan ekonominya. Michael Porter, dalam teori strategi kompetitifnya, menekankan pentingnya diferensiasi dan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan global. Indonesia harus mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk domestiknya agar dapat bertahan di pasar global yang semakin kompetitif. Dengan adanya kebijakan tarif dari AS, Indonesia harus menilai kembali strategi pengembangan industri domestik untuk mengurangi dampak negatif kebijakan luar negeri. Hal ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif, seperti industri manufaktur dan teknologi. Penerapan strategi yang adaptif dan inovatif akan sangat penting dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan AS dan Tiongkok.

Lembaga-lembaga keuangan multilateral, seperti Bank Dunia dan Asian Development Bank, juga memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan ekonomi Indonesia. Sri Mulyani menyoroti pentingnya dukungan dari lembaga-lembaga ini dalam menghadapi kesulitan ekonomi yang ditimbulkan oleh ketidakpastian global. Teori intervensi pemerintah dalam ekonomi menggarisbawahi bahwa lembaga-lembaga ini dapat memberikan bantuan finansial dan teknis untuk mendukung negara-negara yang mengalami kesulitan. Namun, ada potensi kontradiksi di sini, karena ketergantungan pada lembaga multilateral dapat mengurangi otonomi kebijakan ekonomi nasional. Negara seperti Indonesia perlu berhati-hati dalam mengelola hubungan dengan lembaga-lembaga ini agar tidak terjebak dalam ketergantungan yang berlebihan. Peningkatan kemandirian dalam pengelolaan ekonomi domestik tetap menjadi tujuan jangka panjang bagi Indonesia.

BACA JUGA :  Disparpora Mengadakan Festival Takbiran Idul Adha, Catat Syarat dan Rutenya

Ketergantungan pada lembaga internasional juga menciptakan tantangan tersendiri bagi Indonesia dalam kebijakan ekonomi. Meskipun lembaga-lembaga tersebut memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan, Indonesia harus menjaga keseimbangan antara dukungan eksternal dan kebijakan ekonomi nasional. Jika ketergantungan ini terlalu besar, Indonesia dapat kehilangan kontrol atas kebijakan ekonomi domestiknya. Oleh karena itu, pengelolaan hubungan dengan lembaga-lembaga multilateral harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi kapasitas untuk mengambil keputusan yang independen. Keberhasilan Indonesia dalam mengelola ketergantungan ini akan sangat bergantung pada kemampuan untuk mempertahankan otonomi dalam merumuskan kebijakan ekonomi. Secara keseluruhan, Indonesia perlu memperkuat kemandirian ekonominya agar tidak tergantung pada bantuan eksternal dalam jangka panjang.

Apa Penadapat Anda Terkait Berita Ini?

Penulis : Andhika Wahyudiono : Dosen UNTAG Banyuwangi

Editor : Redaksi

Sumber Berita: Lintastungkal

Follow WhatsApp Channel lintastungkal.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gerakan Pangan Murah, Polres Tanjabbar dan Bulog Tekan Inflasi Serta Tingkatkan Daya Beli
Kehadiran PT Anugrah Pinang Bersama Berikan Solusi Petani Ketika Harga Pinang Anjlok
Peringati Hari Koperasi Nasional, Pertamina Patra Niaga Dukung Koperasi Binaan Tumbuh Mandiri dan Berkelanjutan
Dorong Ekonomi dan Lapangan Kerja Baru, Yayasan AHM Latih Puluhan UMKM Bengkel Sepeda Motor
Lewat Pertapreneur Aggregator, Muria Batik Kudus Berdayakan Disabilitas dan Kaum Rentan Jadi Lebih Mandiri
Dari Dapur ke Pasar: Perempuan Bajo Bangkit Lewat Legalitas Usaha dan Pertanian Keluarga
Sulap Ikan Mini Jadi Camilan Kekinian, Produk Peserta UMK Academy Sukses Tembus Pasar Hongkong
Setia Pada Lilin, Bukan Printing: Dimas Batik Jadi Penjaga Terakhir Batik Tulis Tasikmalaya
Berita ini 53 kali dibaca
Dilarang Mengambil dan/atau Menayangkan Ulang Sebagian Atau Keseluruhan Artikel di atas untuk Konten Akun Media Sosial Komersil Tanpa Seizin Redaksi.

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 12:43 WIB

Gerakan Pangan Murah, Polres Tanjabbar dan Bulog Tekan Inflasi Serta Tingkatkan Daya Beli

Rabu, 23 Juli 2025 - 22:03 WIB

Kehadiran PT Anugrah Pinang Bersama Berikan Solusi Petani Ketika Harga Pinang Anjlok

Minggu, 13 Juli 2025 - 23:19 WIB

Peringati Hari Koperasi Nasional, Pertamina Patra Niaga Dukung Koperasi Binaan Tumbuh Mandiri dan Berkelanjutan

Minggu, 6 Juli 2025 - 18:11 WIB

Dorong Ekonomi dan Lapangan Kerja Baru, Yayasan AHM Latih Puluhan UMKM Bengkel Sepeda Motor

Rabu, 11 Juni 2025 - 23:35 WIB

Lewat Pertapreneur Aggregator, Muria Batik Kudus Berdayakan Disabilitas dan Kaum Rentan Jadi Lebih Mandiri

Berita Terbaru