Dia mengungkapkan, akun yang kerap berisi konten negatif dan cenderung provokasi dan sebagainya itu biasanya palsu alias bukan pemilik sebenarnya dari nama tertera di akun.
Wakapolres menjelaskan, tim cyber Polres Tanjab Barat terus memantau arus lalu lintas informasi utamanya di media sosial facebook, instagram, twitter dan youtube yang disinyalir bisa mengganggu kondisi keamanan jelang Pilkada Pilkada apalagi dimasa tenang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saat-saat pilkada banyak akun palsu atau liar sehingga grup-grup di media sosial sebaiknya dibatasi karena akun palsu sering menimbulkan provokasi, bila terjadi mengarah pidana, admin grup medsos tidak menutup kemungkinan bisa terseret,” tegasnya.
Dia menyebut dari pantuan masih banyak pengguna media sosial yang dalam mengungkapkan ekspresinya terlalu berlebihan sehingga tidak menyadari hal ini sudah memiliki payung hukum.
“Resikonya tinggi, pelakunya bisa dipidana jika ikut menyebar di medsos. Makanya kami akan terus mengingatkan seluruh tim untuk berhati-hati. Karena tim cyber akan bekerja dan memburu mereka yang menyebarkan hoaks di media sosial,” ujarnya.
Karena itu Alhajat mengimbau, admin grup medsos, tim sukses lebih baik fokus memperkenalkan program dari calon bupati yang diusungnya tanpa ujaran kebencian atau yang sifatnya hasutan untuk menjatuhkan calon lain. Pilkada Tanjabbar 2020 tetap berjalan dengan damai dengan dukungan berbagai elemen masyarakat.
“Jika dinilai mengandung unsur fitnah apalagi Sara, maka sebaiknya informasi itu diabaikan dan jangan sekali-kali ikut dibagikan apalagi saat ini Pilkada di laksanakan di tengah Pandemi COVID-19,” imbaunya.(*)
Halaman : 1 2