PADANG – Masjid Raya Sumbar dinobatkan sebagai pemenang penghargaan untuk desain arsitekturnya yang istimewa dan menarik bersama enam masjid lainnya.
Dilansir dari iqna.ir, Penghargaan Abdullatif Al-Fozan untuk Arsitektur Masjid mengumumkan pemenang kompetisi internasional ketiga dalam sebuah upacara di Madinah, Arab Saudi, Senin (20/12).
Penghargaan Abdullatif Al Fozan untuk Arsitektur Masjid membahas ide-ide baru untuk desain masjid di seluruh dunia dan mendorong inovasi dalam perencanaan, desain, dan teknologi yang dapat membentuk identitas arsitektur masjid di abad kedua puluh satu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada empat kategori yaitu masjid pusat, masjid Jam’, masjid lokal dan masjid komunitas. Motto dari penghargaan ini adalah “Arsitektur Masjid di 21st Century”.
Sebanyak 201 masjid di 43 negara telah dinominasikan untuk penghargaan internasional, 27 di antaranya terpilih dan akhirnya tujuh diumumkan sebagai pemenang utama.
Berikut tujuh pemenang edisi ketiga masjid dengan desain arsitektur terbaik yaitu:
- Masjid Raja Abdullah di Riyadh.
- Masjid Basuna di desa Basuna Sohag Mesir.
- Masjid Al-Ahmar di Bangladesh.
- Masjid Raya Sumatra Barat di Indonesia.
- Masjid Sancaklar di Buyukcekmece Istanbul Turki.
- Masjid Amir Shakib Arslan di Lebanon.
- Masjid Agung Djenne di Mali
Sultan bin Salman bin Abdulaziz, penasihat raja Saudi dan anggota dewan pengawas penghargaan menggarisbawahi pentingnya memperhatikan masjid dan arsitekturnya serta peran mereka dalam pembangunan di komunitas lokal.
Mengutip Wikipedia, Masjid Raya Sumatra Barat adalah masjid terbesar di Sumatra Barat yang terletak di Jalan Chatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Diawali peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007, pembangunannya tuntas pada 4 Januari 2019 dengan total biaya sekitar Rp325–330 miliar, sebagian besar berasal dari APBD Sumatra Barat. Pengerjaannya dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran dari provinsi.
Konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang salat terletak di lantai atas, memiliki teras yang melandai ke jalan. Denah masjid berbentuk persegi yang melancip di empat penjurunya, mengingatkan bentuk bentangan kain ketika empat kabilah suku Quraisy di Mekkah berbagi kehormatan memindahkan batu Hajar Aswad. Bentuk sudut lancip sekaligus mewakili atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau rumah gadang.
Artikel ini telah tanayng di padang.harianhaluan.com dengan judul : Masjid Raya Sumbar Dinobatkan sebagai Desain Arsitektur Terbaik di Dunia – Haluan Padang.