JAKARTA – Salah satu kesenian yang identik dengan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, adalah Reog Ponorogo.
Sendratari tersebut bahkan masuk dalam nominasi tunggal untuk diusulkan sebagai warisan budaya tak benda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO 2023.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penyebutan nominasi tunggal untuk reog lantaran kesenian ini hanya ada di satu wilayah saja, yakni Kabupaten Ponorogo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena hanya ada di Ponorogo. Kalau ada reog tampil di Palu (Sulawesi Tengah) tetap disebut Reog Ponorogo, bukan Reog Palu,” katanya, diberitakan Kompas.com (27/2/2022).
Namun, upaya “mematenkan” Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO ternyata tak hanya datang dari Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, langkah yang sama juga tengah dilakukan oleh pemerintah Malaysia.
“Untuk reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita,” ujar Muhadjir dalam keterangan tertulis, Senin (4/4/22).
Sebagai informasi, sendratari reog di Malaysia, tepatnya di Johor dan Selangor dikenal dengan nama Tari Barongan.
Dilansir dari laman Universitas Krisnadwipayana seperti di langsir kompas.kom barongan dibawa ke Malaysia sekitar tahun 1722 oleh warga Pulau Jawa terutama yang berasal dari Ponorogo ketika sedang merantau di sana sebelum wujudnya negara Indonesia.
Gaduh Klaim Malaysia atas Reog Ponorogo Pemerintah Diminta Halangi Niat Malaysia
Menanggapi niat Malaysia yang ingin mengklaim barongan yang mirip kesenian reog sebagai budayanya, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta pemerintah menghalangi dan bersikap lebih tegas.
“Tidak boleh Malaysia mengklaim reog karena ini memang asli budaya kita. Kasus ini sebenarnya sering terjadi, saya kira pemerintah harus lebih tegas lagi,” kata dia, diberitakan Kompas.com (7/4/2022).
Muhaimin pun mendorong pemerintah untuk segera menginventarisir dan menetapkan klasifikasi budaya asli Indonesia agar klaim negara lain tidak terjadi lagi.
“Setelah diinventarisir, saya minta segera daftarkan ke UNESCO,” ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Tak Masuk Daftar Prioritas
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengirimkan empat berkas usulan warisan budaya tak benda kepada UNESCO.
Nantinya badan khusus PBB yang mengurus pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan itu akan meminta satu berkas yang menjadi prioritas.
Salah satu tim pengusul Reog Ponorogo, Prof. Hamy Wahjunianto mengatakan, surat yang dikeluarkan tim penyeleksi Kemendikbud Ristek menempatkan reog sebagai nominator teratas.
Namun secara lisan, disampaikan bahwa jamu menjadi prioritas utama yang akan diusulkan sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia.
“Tapi secara lisan disampaikan kalau jamu yang nomor satu,” ujar Hamy, dikutip dari laman resmi Ponorogo, Jumat (8/4/22).
Reog Butuh Proteksi
Kembali disampaikan Hamy, ada beberapa hal yang membuat reog harus masuk prioritas utama usulan warisan budaya tak benda.
“Pandemi mengancam keberlangsungan reog karena seniman jarang pentas dan perajin tidak lagi berproduksi,” kata dia.
Menurutnya, UNESCO akan mengutamakan usulan warisan budaya yang terancam punah.
“Satu-satunya yang urgen adalah reog. Tiga lainnya (jamu, tenun, dan tempe) hanya layak masuk representatif list,” jelas Hamy.
Semakin urgen, lantaran Malaysia mengajukan kesenian barongan yang meniru-niru reog sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dari judul : Serba-serbi Gaduhnya Klaim Malaysia atas Reog Ponorogo.