Kebetulan salah satu warga yakni ibu Ngadilah (53), menawarkan rumahnya untuk digunakan sebagai sekolah TK. Dirinya menggunakan uang pribadi untuk membayar uang sewa sebesar Rp5 juta untuk lima tahun kedepan. “Ibu Ngadilah tidak meminta uang sewa, tapi saya bersikeras untuk membayar uang sewa itu,” ucapnya.
Setelah membayar uang sewa, Heri langsung mencari tenaga pengajar. Kebetulan ada salah satu penduduk desa yakni Sugiati (52), bekas guru TK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara, Sugiati terenyuh dengan tekad Bripka Heri Prasetyo mendirikan TK Gratis di pelosok. Hal itu menggunggah dirinya untuk kembali mengajar anak-anak di Dusun Krambil.
“Karena warga di sini tidak memiliki motor untuk mengantarkan anaknya ke TK yang jauh sekali. Kedua, tidak memiliki biaya, rata-rata bapak di sini buruh atau ibunya ada yang menjadi asisten rumah tangga di kota,” ucapnya.
Dirinya membenarkan bahwa operasional untuk TK berasal dari tukin Bripka Heri. Menurutnya sangat luar, ada seorang polisi berjiwa besar dengan menyisihkan gajinya untuk membangun pendidikan anak agar mereka ketika di sekolah dasar sudah bisa baca dan menulis.
“Alhamdulillah ketika lulusan dari TK ini, rata-rata yang rangking 1-10 lulusan TK Bumi Damai Indonesia,” tandasnya.
“Saya sangat bangga dengan Bripka Heri yang mau datang ke pelosok tiap sepekan sekali datang menengok dan juga membantu kita mengajar,” ujar Sugiati.
Penulis : Dhea
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya