“Kegiatan lain di Bulan K3 ini ada kompetisi olahraga yang tujuannya untuk mengingatkan kembali mengenai bagaimana kita melakukan suatu pertolongan pertama pada kecelakaan kerja, kemudian juga respon kita terhadap suatu keadaan bahaya kita. Kalau secara nasional kita juga tiap tahunnya rutin melaksanakan upacara,” ujarnya.
Pada seminar ini, PetroChina menghadirkan dua narasumber ahli, yakni Fire & Exsplosion Professional Forensic Investigator, Dr. Ir. Adrianus Pangaribuan, M.T., PFE., CFEI. dan Guru Besar Universitas Sriwijaya (UNSRI), Prof. dr. Tan Malaka, MOH., DrPH., SpOK., HIU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pemaparan pemateri pertama yakni Dr. Ir. Adrianus Pangaribuan, M.T., PFE., CFEI. dengan tema yang disampaikan “Fire & Explosion Safety Engineering Related to Fire & Explosion Risk Assessment”, ia menjelaskan peristiwa kebakaran dan ledakan adalah peristiwa engineering yang berhubungan langsung dengan K3. Para peserta seminar mendapat wawasan mendalam tentang praktik terbaik dalam K3, termasuk identifikasi risiko, penggunaan peralatan pelindung diri (APD), prosedur evakuasi darurat, dan penanggulangan kecelakaan.
Dalam materinya, Dr. Ir. Adrianus Pangaribuan, M.T., PFE., CFEI. juga menjelaskan selain gas, debu juga bisa menjadi bahan peledak dalam posisi dan konsentrasi tertentu.
“Tentunya bagaimana kita bisa mempraktikkan dan mengembangkan kegiatan ini di dalam industri di perusahaan, agar orangnya tetap sehat dan demikian perusahaan itu akan terus membuat keuntungan dan perusahaan itu tetap akan berproduksi. Untuk kesehatan karyawannya itu pertama harus diatur, harus dicegah agar risiko-risiko kesehatan itu bisa dikendalikan misalnya disini jangan terlalu tinggi debu, jangan terlalu banyak gas ada kadarnya yang tinggi, dan berapa tinggi harus dicek terus jadi getaran panas itu semuanya harus bisa diatur,” paparnya.
Penulis : Tim Media
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya