Harga TBS Kelapa Sawit Anjlok, Petani Merugi dan Kelimpungan Tutupi Biaya Perawatan

- Redaksi

Jumat, 20 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengepul Sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi saat mengumpulkan tandan buah segar Kelapa Sawit di Kebun Petani, Kamis (19/5/22). FOTO : Ist

Pengepul Sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi saat mengumpulkan tandan buah segar Kelapa Sawit di Kebun Petani, Kamis (19/5/22). FOTO : Ist

BETARA – Larangan Ekspor CPO dan Minyak goreng berdampak langsung kepada anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di seluruh Indonesia. Tanpa terkecuali hal itu juga dirasakan Petani Sawit  di Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi yang harus kelimpungan menutupi biaya perawatan.

Pasalnya, dengan anjloknya harga TBS biaya perawatan tidak sebanding dengan harga jual saat ini ditingkat pengepul seharga Rp1000 Perkilogramnya. Tidak hanya itu dengan turunnya harga TBS daya beli juga berkurang.

Suroso salah seorang Petani Sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengatakan, dengan anjloknya harga TBS sangat dirasakan. Karena biaya yang dikeluarkan untuk perawatan tidak sebanding dengan harga jual tandan buah segar Kelapa Sawit itu sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kalau kita untuk biaya perawatan saja pemupukan dilakukan 3 Kali Rp 4,5 Juta (subsidi), pembersihan lahan 3 kali Rp 4,5 Juta,” kata Suroso, Kamis (19/5/22).

Selain itu kata Suroso, belum lagi bagi yang mempunyai tanggungan dan hutang. Dengan anjloknya TBS sangat berdampak.” Sekarang ini kita jual ke toke pengepul Rp1000 perkilo. Belum lagi daya beli juga mengalami penurunan,” kata Petani yang sudah 8 Tahun berkebun sawit ini.

Lebih lanjut Suroso mengatakan, Panen tandan buah segar Kelapa sawit ini tidak bisa dilakukan tiap hari. Maka dari itu besar harapannya Pemerintah dapat menyikapi situasi anjloknya TBS kelapa sawit, sehingga Petani sawit khususnya tidak merugi berkepanjangan.

“Kalau saya panen biasanya 15 hingga 20 hari sekali. Alhamdulillah dapatlah 3,5 Ton sekali panen. Tapi itulah harga jualnya ini yang jadi masalah. Kita berharap pemerintah dapat mengatasi kondisi harga jual TBS ini sehingga bisa naik seperti harga semula dilevel Rp3 Ribu perkilogram,” ucapnya.(Bas)

Apa Penadapat Anda Terkait Berita Ini?

Follow WhatsApp Channel lintastungkal.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kodim 0416/Bute Bangun Sodetan Saluran Air Untuk Mengaliri Lahan Persawahan
Kapolres Tanjab Barat Bersama Forkopimda Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektar
Pemkab Blora dan Arie Triyono Sinergikan Peternakan Terintegrasi untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa
DPRD Jambi Dorong Petani Jambi Kurangi Ketergantungan Pupuk Kimia
Dandim 0415/Jambi Tinjau Oplah di Kawasan Taman Rajo Muaro Jambi
BPDPKS Menghadirkan Sosialisasi dan Inkubasi Malam Sawit dalam Pengarusutamaan Gender pada Pekerja Sektor Produk Turunan Sawit
Asian Agri Kenalkan Topaz, Bibit Sawit Unggul Andalan Petani Kelapa Sawit
Hasil Panen Food Estate Sungguh Diharap Dapat Menekan Harga Beras yang Terus Naik dengan Liar
Berita ini 749 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 10:03 WIB

Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kodim 0416/Bute Bangun Sodetan Saluran Air Untuk Mengaliri Lahan Persawahan

Selasa, 21 Januari 2025 - 18:23 WIB

Kapolres Tanjab Barat Bersama Forkopimda Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektar

Rabu, 11 September 2024 - 10:00 WIB

Pemkab Blora dan Arie Triyono Sinergikan Peternakan Terintegrasi untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa

Sabtu, 15 Juni 2024 - 00:59 WIB

DPRD Jambi Dorong Petani Jambi Kurangi Ketergantungan Pupuk Kimia

Rabu, 12 Juni 2024 - 18:14 WIB

Dandim 0415/Jambi Tinjau Oplah di Kawasan Taman Rajo Muaro Jambi

Berita Terbaru