Pada pokoknya, Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia bersama Forum Negarawan yang langsung diwakili oleh Koordinator Presidium Negarawan Indonesia, yaitu Sri Eko Sriyanto Galgendu, menolak dan meminta penyebaran Nyamuk Wolbachia yang dilakukan secara serampangan itu dihentikan dan melakukan pemusnahan sesegera mungkin. Sebab akibatnya sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan rakyat banyak.
Dr.Kun Wardana Abyoto MT., mengecam penyebaran Nyamuk Wolbachia di perumahan rakyat itu secara liar, sehingga bisa menyengat siapa saja tanpa pernah bisa dijelaskan akibat dari sengatan nyamuk yang ditebar secara liar itu. “Sebab Nyamuk akan bertahan hidup dengan cara menghisap darah manusia. Padahal, nyamuk salah satu serangga yang telah menjadi mitos sumber ketakutan manusia”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketakutan warga masyarakat terhadap nyamuk, seperti diekspresikan lewat lagu “Nina Bobok atau Cicak-cicak di Dinding yang selalu dinyanyikan untuk anak-anak Indonesia semasa kecil jika tak juga mau tidur”, kata Dr. Kun berkisah.
Maka itu bisa dibayangkan, sebanyak 240 juta nyamuk pengusung Wolbachia telah ditebar secara ceroboh di negeri kita, sebagai upaya uji coba yang tidak jelas juntrungannya. Yang mengherankan pula, program pengembangan Nyamuk Wolbachia di Indonesia sudah berlangsung sejak 12 tahun silam (2011) tanpa pernah diberi penjelasan secara meluas kepada masyarakat yang akan menjadi bagian dari uji coba itu, dan pasti akan menjadi korban yang didera oleh penyakit yang ditimbulkannya kemudian.
Artinya, penyebaran nyamuk yang direkayasa dengan muatan Wolbachia ini dilakukan secara diam-diam, sehingga melanggar hak asasi manusia untuk hidup sehat dan nyaman serta aman dari ancaman yang tidak jelas dari nyamuk rekayasa ini.
Penulis : Jacob Ereste
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya