Apakah Desa Penoban punya potensi? Ya tentu saja. Disini telah ada pohon kopi lokal, dan pohon kopi muda yang bibitnya diintroduksi dari luar. Perbandingan kualitas keduanya cukup jelas dan memberikan harapan yang baik. Ada beberapa petani yang telah menanam bibit kopi Robusta yang diintroduksi dari Jangkat, Merangin, dan dari Kerinci, ucap nurul amin.
Amin mengatakan, sebaiknya menggunakan bibit introduksi dari Jangkat atau Kerinci, karena sudah terlihat dapat tumbuh cukup baik dengan produktifitas yang bersaing. Sedangkan bibit lokal, saya tidak menyarankan untuk diperbanyak karena secara ukuran bijinya yang terlalu kecil, pada saatnya akan bersaing di pasar, akan langsung kalah ketika berurusan dengan size grading.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Untuk KP3, sementara ini difokuskan pada pelatihan pembibitan secara generatif, yaitu dari biji kopi. Kemungkinan untuk perbanyakan nanti biji kopi akan didatangkan dari daerah Jangkat atau Kerinci. Sedangkan untuk KTH, lebih difokuskan pada paska panen dan pemuliaan bibit” terangnya.
Nurul Amin juga menjelaskan pemuliaan bibit ini untuk memuliakan bibit kopi lokal yang telah terlanjur di tanam, dan peremajaan kopi lokal yang telah berumur tua. Fokusnya hanya dua : teknik sambung, dan tempel. Dua teknik pemuliaan tanaman ini bertujuan untuk peningkatan produktivitas kopi. Hal ini tidak akan berhasil jika tidak sering di praktekkan.
“Makin sering praktek yang benar, akan makin tinggi peluang berhasil” sesederhana itu. Dari kesalahan-kesalahan praktek yang terus diperbaiki, petani akan memperoleh pelajaran untuk semakin baik dalam menyambung bibit kopi. Kopi yang tidak produktif buahnya dapat disambung dengan entres dari tanaman kopi yang paling produktif. Secara berangsur, keseluruhan lahan kopi akan meningkat hasilnya”, lanjutnya.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya