Meski demikian, Asmuni bilang yang perlu diperhatikan adalah proteksi setelah Geofoam dipasang. Karena kelemehan material adalah minyak dan api. Untuk hal itu ia menyebut sudah mendapatkan penjelasan memuaskan dari BPJN dan pihak vendor terkait.
“Untuk hal itu sudah dijawab juga, karena Geofoam dilapisi di bagian ujungnya, kalau kena api dia tak merambat. Bahkan nanti di lokasi pemasangannya Geofoam dengan geo membran di tutup lagi, dan ditutup dengan semen untuk mengurangi bahaya api. Penjelasannya ini bisa tahan 75 derajat celcius ketahanannya. Saya cukup mengapresiasi ide dan kegiatan ini,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut Asmuni, dengan transfer ilmu kepada para PPK Dinas PUPR Pemerintah Daerah yang dilakukan ini, pekerjaan serupa bisa digunakan pada jalan jalan Nasional, Provinsi atau Kabupaten nantinya.
“Karena kita tahu lahan di bagian Timur Provinsi Jambi lahannya tanah lunak, jadi untuk membuat jalan itu salah satu solusi dibandingkan mortar. karena mortar lebih lama prosesnya. Geofoam ini fabrikasi dan pemasangan bisa lebih cepat, seperti panjang 6 meter, 1 kali pasang sudah 6 meter kubik. Ini salah satu solusi,” ucap Asmuni.
Sebelumnya, saat kunjungan rombongan disambut oleh pihak Satker PJBH. Untuk kunjungan Geofoam itu, PPK Pembangunan Jalan Tol Satker PJBH Provinsi Jambi Arief Budiarto mengatakan merupakan saran dari Kepala BPJN Jambi. Dimana dilakukan semacam transfer ilmu kepada stakholder terkait itu. 60 orang peserta itu dibawa menggunakan 2 Bus AKAP, mereka berasal dari pejabat lapangan BPJN Jambi, PPK lainnya,ada juga Dinas PUPR Provinsi, Universitas Batanghari, Universitas Jambi ada dari Himpunan Pengusaha Jalan Indonesia.
Jalan tol pertama yang menggunakan geofoam adalah jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu).
Penulis : Viryzha
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya