Seiring perkembangan teknologi, Data Scientist menjadi salah satu profesi yang banyak dicari di industri teknologi. Yuk, simak fakta-fakta menarik tentang Data Scientist di sini!
Perkembangan teknologi membuat perusahaan berbasis teknologi semakin meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, prospek karier Data Scientist kini banyak dicari oleh industri teknologi. Pada tahun 2021, Harvard Business Review juga telah menyebut bahwa profesi Data Scientist akan menjadi prospek kerja yang menjanjikan di abad ke-21.
Berdasarkan sebuah penelitian, pada tahun 2018, jumlah data di dunia mencapai 33 zettabytes dan diproyeksikan akan meningkat 133 zettabytes pada 2025. Dengan Data Scientist, kamu bisa mengumpulkan dan mempelajari pola perilaku pelanggan sebuah perusahaan. Hal itu membuat kamu bisa meningkatkan kualitas produk berdasarkan data yang diperoleh atau bahkan membuat sebuah inovasi bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data Scientist memiliki kemampuan mengolah banyak data dalam satu waktu. Dengan kata lain, Data Scientist mampu mengolah data dalam ukuran besar dalam sehari. Tak hanya itu, Data Scientist juga dituntut dapat mengkomunikasikan hasil olahan data dengan kreatif.
Untuk menjadi seorang Data Scientist, kamu perlu menguasai sejumlah disiplin ilmu, seperti Ilmu Statistik, Pemrograman, dan bidang lainnya tergantung pada bidang perusahaan. Kamu penasaran seperti apa profesi Data Scientist? Salah satu institusi pendidikan unggulan bidang sains dan teknologi yang berbasis di Batam, Kepulauan Riau, adalah Institut Teknologi Batam (ITEBA), merangkumnya dalam ulasan berikut.
1. Upah Data Scientist Tinggi
Data kini menjadi hal yang penting bagi sebuah perusahaan. Sulitnya mendapat Data Scientist di Indonesia membuat profesi ini banyak diminati oleh perusahaan. Data Scientist junior di Indonesia mendapatkan gaji sekitar 7-10 juta. Sementara itu, untuk pakar Data Scientist di Indonesia mendapatkan gaji di atas 10 juta.
Upah tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Sekitar 12% pemangku kepentingan di sebuah perusahaan belum paham cara menganalisis big data. Sementara, 10% perusahaan kekurangan Data Scientist.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya