JAKARTA – Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah tropis dengan posisi geografis yang sangat unik. Selain berada di garis khatulistiwa, Indonesia juga terletak di kawasan ”Ring of Fire” atau cincin api dunia, yaitu jalur pertemuan lempeng-lempeng tektonik aktif yang menjadikan wilayah ini rawan gempa bumi, letusan gunung api, serta tsunami.
Di sisi lain, perubahan iklim global telah menyebabkan cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Banjir bandang, rob, angin kencang, dan tanah longsor kini datang tanpa pola yang pasti. Kondisi ini diperparah oleh semakin berkurangnya kawasan hutan, padahal Indonesia selama ini dianggap dunia sebagai salah satu “paru-paru dunia” yang berfungsi menahan pemanasan global.
Akibat kombinasi faktor alam dan kerusakan lingkungan tersebut, bencana di Indonesia bukan lagi peristiwa yang jarang, melainkan sudah menjadi kenyataan yang terus berulang. Oleh karena itu, negara dituntut tidak hanya mampu menangani bencana setelah terjadi, tetapi juga harus memiliki sistem mitigasi yang modern, siap, dan bermartabat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Belajar dari Pengalaman Lapangan
Gagasan untuk memperbaiki sistem penanggulangan bencana nasional ini lahir dari pengalaman langsung di lapangan, antara lain saat penanganan tsunami Aceh tahun 2004 dan gempa Yogyakarta tahun 2006.
Saat tsunami Aceh, bantuan pertama dari Jakarta dikirim melalui kapal perang yang membawa logistik dan tim teknisi kelistrikan untuk membantu memulihkan aliran listrik. Kapal tersebut merapat pertama kali di Calang, salah satu wilayah yang mengalami kerusakan terparah.
Sedangkan saat gempa Yogyakarta, dibentuk posko besar yang dilengkapi fasilitas medis seperti ruang operasi, UGD, rontgen, dapur umum, serta layanan tempat tinggal sementara bagi korban. Dalam waktu singkat pula, ratusan rumah warga berhasil dibangun kembali.
Dari pengalaman tersebut, terlihat jelas bahwa semangat kemanusiaan dan kecepatan respons sudah ada. Namun dari sisi sarana dan prasarana, negara masih bertumpu pada sistem lama, yakni penggunaan tenda darurat dalam jangka waktu panjang.
Penulis : Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Lintastungkal
Halaman : 1 2 Selanjutnya






