BETARA – Banyaknya Pelepah Pinang (Upih) yang terdapat di Kebun Warga, kemudian sisa dari pembuatan Piring dari Pelepah Pinang yang berbanding terbalik dengan hasilnya, Guntoro Warga Desa Teluk Kulbi, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi ini berinovasi memanfaatkan limbah pelepah pinang menjadi Briket arang.
Pria yang akrab disapa Pakde Guntoro bagian dari Kelompok Tani Rengas Lestari Desa Teluk Kulbi merupakan penemu Briket pelepah pinang mengungkapkan, pernah mendengar jika di Provinsi Jawa Barat ada orang membuat Briket Tempurung Kelapa.
“Namanya kita orang susah, awalnya bikin piring dari Upih Pinang tetapi banyak sampah daripada hasil yang didapat. Kemudian kita dengar di Jawa Barat ada orang bikin briket dari Tempurung Kelapa walaupun sebelumnya kita tidak peduli, pada akhirnya terpikir orang bisa buat briket kenapa kita tidak bisa,” ungkap Pakde Guntoro kepada lintastungkal, Senin (27/12/21) Malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diakui Pakde Guntoro, jika sempat terpikir untuk membuat briket tempurung. Tetapi hal itu urung dilakukan mengingat untuk bahan baku takutnya sulit didapat. Sebab, dalam penjualan Kelapa dari Petani dalam keadaan utuh atau Kelapa Bulat.
“Sebelumnya Warga disini (Teluk Kulbi) penghasilan dari arang dan polanya kita sudah bikin arang tinggal giling begitu saja. Memang awalnya mau bikin dari tempurung karena memikirkan bahan baku sulit apalagi kelapa keluar dari kebun bulat, jadi kita bakal kehilangan bahan baku. Makanya yang kita ini dari Upih. Bahan bakunya melimpah di Kebun Masyarakat dan termasuk mengganggu aktivitas Petani,” ungkap Pria yang tidak Lulus Sekolah Dasar ini.
“Saya dulu belum pernah bikin arang kemungkinan pikiran itu gak nyampek, kuncinya kalau orang bisa bikin kita juga bisa,” imbuh Pakde Guntoro.
Pakde Guntoro menuturkan, pembuatan briket arang Upih Pinang dengan alat manual, arang dilembutkan diayak kemudian di cetak begitu saja. “Jadi alat sangat manual sekali. Itu tinggal kedepan sudah ada orang yang urus (Kopperindag Tanjab Barat) jadi kita ikut mereka yang ada dibidangnya,” ungkapnya.
Pekde Guntoro bagian dari Kelompok Tani Rengas Lestari, Desa Telu Kulbi Kecamatan Betara yang berjumlah 15 orang ini berharap terbit Hak Cipta dari penemuan yang ada saat ini.
“Kalau sekarang tadi Ibu Kabid Perindag ada bawa untuk uji Laboratorium di Jambi. Harapan kita yang utama hak cipta Mas. Tetapi itu sudah di urus mungkin 2 (dua) hari ini keluar,” sebutnya.
Intinya saat ini sambung Pakde Guntoro, wajib telaten seberapa sanggup untuk buat briket, sambil melakukan pengujian. “Kita masyarakat bawah cuma bisa sebagai penemu Mas. Tanpa modal dan dukungan tentu tidak akan jadi, takutnya diambil orang. Karena sudah tahu Umi (Hj Fadhilah Sadat, red) dan Kabid (Hj Siti Azizah,red) kita percaya tidak pindah ke orang lain,” ucapnya.(Bas)