Peralihan budaya petani yang dibawa ke perkotaan di Indonesia sekarang ini pun ditandai oleh bergesernya hudaya agraris atau maritim yang tersuruk dalam budaya industri — perusahaan — yang menjadi basis pertumbuhan paham kapitalisme yang terus beranak-pinak melahirkan turunan materialisme hingga neo-liberal. Maka itu berguguranlah nilai spiritual yang harus memupuk dan menyuburkan etika, moral dan akhlak mulia manusia.
Jadi, buzzer yang usil mau menjadi budak pemilik uang untuk mempertahankan posisi, kedudukan atau kekuasaannya itu — termasuk para pengusaha serta para taipan yang telah memasuki wilayah negara seperti yang disebut oligarki ini — mempekerjakan para buzzer dalam budaya budak seperti yang berkembang serta dikembangkan oleh budaya industri yang sepenuhnya dengan menggantungkan nasibnya kepada majikan. Sedangkan dalam tradisi maupun budaya petani serta nelayan yang ada ialah kebersamaan — koperasi serta berdasarkan kerelaan dan bersifat gotong royong. Sehingga semua sistem dan tatanan kerjanya diatur bersama atas dasar kesepakatan dan musyawarah. Sedangkan dalam tradisi maupun budaya industri diatur oleh petunjuk dan perintah dari pihak majikan kepada kaum buruh upahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maka itu percepatan pergeseran dari budaya petani dan nelayan memasuki perkotaan semakin dipercepat oleh budaya pasar yang sepenuhnya untuk memperoleh untung yang sebesar-besar mungkin, lantaran nilai sosial dan spiritual sudah ditinggalkan. Inilah yang menandai percepatan pergeseran budaya materialisme yang meninggalkan budaya dan tradisi spiritualisme yang dahulu sudah mengakar dalam budaya dan tradisi siku bangsa nusantara yang terkenal religius jauh sebelum agama langit datang menghampiri manusia nusantara. Tapi kini semakin jauh tersuruk masuk dalam budaya kapitalistik, ingin cepat, bukan sekedar untuk meninggalkan kemiskinan, tetapi lebih kuat didorong oleh hasrat untuk bisa hidup lebih mewah seperti orang kebanyakan yang ada di kota.
Maka itu suasana kehidupan di perkotaan pun ikut andil mendorong perubahan sikap hidup petani serta nelayan di pedesaan sejak kemerdekaan bangsa Indonesia yang tidak mampu menemukan arah tujuan dari keinginan proklamasi yang dilakukan nyaris satu abad perjalanannya.
Mental budak yang mewarnai wajah buzzer di Indonesia sepenuhnya mengabdi untuk uang. Tak adab sebersit idealisme di dalam rohaninya, kecuali ingin merusak budaya membangun akal sehat melalui media sosial yang kritis untuk menjaga etika, moral dan akhlak manusia Indonesia untuk bersikap dan bertingkah laku yang jujur, adil untuk memuliakan martabat manusia sebagai Khalifatullah di muka bumi.
Penulis : Jacob Ereste
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya