TANJAB BARAT – Banyakanya diposting seolah hasil survei atau poling terhadap Kandidat Paslon Bupati Tanjab Barat Pilkada 2020 di media sosial mulai dipertanyakan kredibilitasnya.
Lantaran survei atau poling diposting tersebut tanpa mencantumkan lembaga survei reami dan metodologi dipakai sehingga diragukan kebenarannya.
“Kalau memang hasil ini bisa dipertanggungjawabkan kenapa bukan Ketua atau direktur lembaga survei tersebut yang umumkan ke masyarakat dan bukan dari akun facebook yang tak pul diketahui siapa pemiliknya,” kata Ian di Kuala Tungkal, Jumat (13/11/20).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, informasi yang diposting di medsos tersebut dapat menimbulkan kegaduhan publik di tengah tahapan Pilkada Tanjab Barat yang tengah berjalan damai imbas dari polling tersebut.
“Jangan giring opini yang menyesatkan masyarakat dengan jangan menggiring opini publik yang berlebihan, nanti malu sendiri,” tambahnya.
Ia menyebut merasa aneh mengamati beberapa postingan survei maupun poling menyebut paslon tertentu mendapat dukungan tinggi dan sebagainya.
“Ini kan tidak fair, justru dapat memicu kekisruhan,” sebutnya.
Survei yang tidak dihasilkan dari proses dan metodologi yang benar. Tegas Ian pada akhirnya punya dampak yang sama berbahayanya dengan berita palsu (hoaks).
Bahkan menurutnya survei semacam ini bisa dituntut oleh kandidat yang merasa dirugikan.
“Bisa dituntut, kenapa tidak,” tandasnya.(*)