Tradisi Tepung Tawar ‘Wajib’ Saat Acara Pernikahan, Ternyata Ini Maknanya

- Redaksi

Minggu, 21 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tradisi Tepung Tawar kepada Mempelai Perempuan saat Acara Pernikahan di Kelurahan Kampung Nelayan, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Sabtu (20/8/22) Malam. FOTO : LT/Bas

Tradisi Tepung Tawar kepada Mempelai Perempuan saat Acara Pernikahan di Kelurahan Kampung Nelayan, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Sabtu (20/8/22) Malam. FOTO : LT/Bas

KUALA TUNGKAL – Malam tari inai dilakukan di Upacara pernikahan pasangan mempelai di Jalan Delima, RT 010, Kelurahan Kampung Nelayan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, Sabtu (20/8/22) Malam.

Ada hal menarik dalam Upacara pernikahan Mislawati Putri Kelima dari Bapak Umar Nayah dan Ibu Saripah dengan Saitok Putra Kedua dari Bapak Misdi (Alm) dan Ibu Armiyati tersebut yakni Tradisi Tepung Tawar.

Ternyata untuk orang Melayu tradisi Tepung tawar adalah ‘wajib’ dan penting dilakukan terutama saat acara pernikahan, pengukuhan adat, aqiqah, khitanan, naik haji hingga menempati Rumah baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

M Yusra salah seorang Tokoh Adat di Tanjung Jabung Barat, Jambi menjelaskan, malam ini tadi (Sabtu,red) dilakukan malam tari inai upacara adat pernikahan tradisi Melayu.

“Sekarang ini tradisi tari inai hampir punah. Dan sebenarnya tradisi ini yang utamanya adalah tepung tawar yang ditujukan memberikan Restu kepada kedua mempelai,” kata pria yang akrab disapa Mang Jua ini.

Diakui Mang Jua, malam tari inai yang diisi dengan pertunjukan Silat, tarian dan terutama tepung tawar nyaris terlupakan. Sehingga dirinya berharap para Generasi Muda dapat melestarikan Tradisi Melayu ini sehingga tetap lestari.

“Kita berharap Generasi Muda belajar. Apapun budaya Melayu harus kita pelajari karena kemampuan orang tua kita sudah melemah. Di zaman sekarang ini terkadang yang muda malas bertanya yang tua malas bercerita jadi hilanglah semuanya,” ucapnya.

Maka dari itu sebut M Yusra, pihaknya sedang berupaya melestarikan Budaya Melayu. Bahkan, sudah mengajukan untuk pembangunan Balai atau pendopo yang bisa digunakan menjadi tempat belajar Budaya Melayu.

Diketahui, dalam malam tari inai selain diisi dengan tradisi Tepung Tawar, juga ditampilkan Silat, tarian yang diiringi dengan alunan khas irama Melayu. Malam tarinai atau berinai ini turut dihadiri para tuo tengganai dan Warga sekitar.(Bas)

Apa Penadapat Anda Terkait Berita Ini?

Follow WhatsApp Channel lintastungkal.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Memetri: Pameran Unik Gabungkan Seni, Budaya, dan Kearifan Lokal untuk Menjawab Ancaman Krisis Iklim
Kreasi Arakan Sahur Semakin Baik, Bupati Sebut Tambah Ide Kreatif Undang Peserta dari 13 Kecamatan
Lewat Karya “Payung Terakhir”, Teater Tonggak Sampaikan Kritik Tajam Terkait Lingkungan
Harapan Bupati Batanghari Terhadap Festival Kota Minyak Bajubang
Kitab Undang-undang Tanjung Tanah Kerinci Resmi Jadi Warisan Budaya Nasional
Rayakan HUT Ke-22 Partai, DPC Demokrat Tanjabbar Lestarikan Permainan Tradisional Gasing di Era Modern
21 Peserta Bakal Meriahkan Pawai Takbiran Idul Fitri 2023, Berikut Rutenya
Link Wayang Orang Pandawa Boyong Diperankan oleh Panglima TNI, Kapolri dan KASAD
Berita ini 807 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 Oktober 2024 - 11:50 WIB

Memetri: Pameran Unik Gabungkan Seni, Budaya, dan Kearifan Lokal untuk Menjawab Ancaman Krisis Iklim

Minggu, 24 Maret 2024 - 03:28 WIB

Kreasi Arakan Sahur Semakin Baik, Bupati Sebut Tambah Ide Kreatif Undang Peserta dari 13 Kecamatan

Kamis, 25 Januari 2024 - 00:05 WIB

Lewat Karya “Payung Terakhir”, Teater Tonggak Sampaikan Kritik Tajam Terkait Lingkungan

Senin, 13 November 2023 - 00:17 WIB

Harapan Bupati Batanghari Terhadap Festival Kota Minyak Bajubang

Minggu, 29 Oktober 2023 - 09:11 WIB

Kitab Undang-undang Tanjung Tanah Kerinci Resmi Jadi Warisan Budaya Nasional

Berita Terbaru