KUALA TUNGKAL – WhatsApp merupakan salah satu media paling familiar digunakan masyarakat dunia saat ini. Namun belakangan aplikasi chatting milik Facebook ini kini menjadi sorotan atas pembaruan kebijakan privasi untuk para penggunanya.
Salah satu poin dalam pembaruan kebijakan itu adalah keputusan perusahaan untuk berbagi data dengan Facebook.
Akibatnya, ada seruan yang mengajak pengguna untuk beralih dari WhatsApp dan berpindah ke aplikasi chatting lain, seperti Telegram atau Signal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terkait hal itu, Pengamat Keamanan Siber, Alfons Tanujaya menuturkan, pengguna sebenarnya tidak perlu sampai benar-benar meninggalkan WhatsApp. Sebab, apa yang dilakukan oleh WhatsApp, tidak berbeda dari perusahaan internet lain.
“Menurut hemat saya, pada prinsipnya perusahaan internet mana pun akan melakukan pola yang sama,” tutur Alfons seperti dikutip dari Tekno Liputan6.com, Jumat (15/01/21).
Alfons menuturkan konsumen tetap perlu mencegah satu perusahaan menguasai pasar dengan skala terlalu besar.
“Jadi, gunakan lebih dari satu aplikasi pesan instan. Mulai gunakan Telegram, Line, atau Signal bukan karena lebih aman atau tidak mengeksploitasi data, melainkan supaya tidak ada penguasa pasar yang terlalu dominan,” kata dia.
Hal ini dilakukan agar perusahaan mana pun yang menjadi penguasa pasar tidak melakukan tindakan arogan. Sebab, pada prinsipnya perusahaan yang dominan memiliki kecenderungan monopolistik.
Dalam kondisi tersebut, pengguna bisa saja tidak diberi pilihan lain.
“Jadi, konsumen diminta memilih setuju atau tidak sama sekali memakai aplikasinya,” tutur Alfons melanjutkan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya