JAKARTA – Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, potensi terlihatnya hilal tidak akan teramati pada 11 Mei 2021. Hilal merupakan penanda masuknya awal bulan Syawal.
“Berdasarkan data Hilal awal Syawal 1442 H di atas, dikarenakan posisi hilal minus (-), maka hilal tidak akan teramati pada tanggal 11 Mei 2021,” katanya dalam keterangannya di laman resmi BMKG dikutip okezone.com, Sabtu (08/05/21).
Meski demikian, kata dia, pada12 Mei 2021 berdasarkan ilmu astronomi dan data rekor Hilal terlihat oleh BMKG serta jika cuaca cerah (terutama di ufuk Barat), potensi sedang – besar hilal terlihat (teramati).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masyarakat luas dapat ikut melihat Hilal penentu awal bulan Syawal 1442 H pada hari Selasa, 11 Mei 2021 dan Rabu 12 Mei 2021 pada sore hingga petang, secara langsung online (live streaming) dengan mengakses laman http://www.bmkg.go.id/hilal,” ujarnya.
Namun demikian, pihaknya mengimbau untuk mengawali bulan Syawal 1442 H, sebaiknya menunggu keputusan Menteri Agama Republik Indonesia yang akan diumumkan pada tanggal 11 Mei 2021 malam, setelah sidang isbat.
Dalam keterangannya itu, ia juga menyampaikan data hilal Awal Syawal 1442 H (2021 M) yang dipantau di 29 titik.
Menurut BMKG, Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1442 H terjadi pada Rabu, 12 Mei 2021 M, pukul 01.59.47 WIB atau 02.59.47 WITA atau 03.59.47 WIT, sehingga dapat disimpulkan bahwa di wilayah Indonesia konjungsi (ijtimak) terjadi sebelum Matahari Terbenam, yaitu paling awal di Merauke (Papua) pukul 17.37.16 WIT dan paling akhir pukul 18.46.31 WIB di Sabang, (Aceh).
Halaman : 1 2 Selanjutnya