KUALA TUNGKAL – Harga Daging Ayam yang mengalami kenaikan secara berangsur sejak 3 (Tiga) Hari belakangan ini, membuat bingung pengusahan Rumah makan untuk menjual satu porsi makanan dengan menu daging ayam kepada pelanggan.
Disatu sisi mereka harus mendapatkan keuntungan, dan disisi lainnya mereka harus mempertahankan pelanggan yang selama ini setia menjadi penikmat masakan yang dijual pengusaha.
“Kalau kita untuk Nasi Ayam tetaplah harga lama. Karena susah kalau mau dinaikan nanti pelanggan pergi. Apalagi saat ini banyak juga orang yang menjual lauk masak,” ungkap Awak Juo salah satu pengusaha Rumah makan di Kuala Tungkal kepada lintastungkal, Sabtu (8/1/22).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini juga berlaku bagi pengusahan Rumah makan lainnya. Mereka lebih memilih mempertahankan pelanggan ketimbang menaikkan harga satu porsi makanan dengan lauk daging ayam.
“Kemarin dah tanya juga dengan kawan ganto sori, berapa jual Nasi ayam. Mereka bilang sama masih dengan harga lama,” ucap Awak Juo sembari menyebutkan jika harga daging ayam Rp46 ribu perkilogram.
Ia juga menyebutkan, kenaikan harga daging ayam terjadi sejak menjelang Natal dan Tahun baru.
“Ya mudah- mudahan lah turun lagi. Susah juga kita kalau harga daging ayam ini tinggi. Berapa lagi mau dijual ke pelanggan. Dijual tinggi pelangan pergi, dijual murah kita rugi,” sebutnya.
Terpisah, Kadis Koperindag Tanjung Jabung Barat, Jambi Syafriwan saat disoal Daging Ayam yang mengalami kenaikan mengakui memang terjadi kenaikan pada dua hari yang lalu.
“Ya dua hari yang lalu sempat mengalamu kenaikan, sekarang sudah mulai turun,” ucapnya.
Syafriwan berharap, pasca banyak pengusaha Ayam dan Karyawannya yang Libur Natal dan Tahun baru, stok dan distribusi Daging Ayam kembali normal.(Bas)