KUALA TUNGKAL – Dalam pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Polres Tanjung Jabung Barat bersama dengan Pemkab melakukan gerakan mitigasi dengan pola ramah lingkungan, produktif, ekonomis, manfaat dan jaga kelestarian lingkungan di Kabupaten Tanjab Barat, Kamis (11/03/21).
Pelaksanaan Mitigasi ini sendiri disusun secara bersama-sama di Mapolres Tanjab Barat, Yang dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tanjab Barat, Suparjo, Kepala Dinas Perikanan Tanjab Barat, Netty Martini, Dinas Perkebunan, Pertanian dan Pemerhati lingkungan serta perwakilan kepala desa.
Kapolres Tanjab Barat AKBP Guntur Saputro, menyebutkan bahwa, pembahasan dan diskusi yang dilakukan polres bersama Pemkab ini, berkaitan dengan upaya-upaya yang akan di lakukan untuk pencegahan Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Tanjab Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyebutkan bahwa, adapun pembahasan di fokuskan dalam upaya pencegahan Karhutla dengan cara memanfaatkan sisa tanaman buka lahan menjadi pupuk kompos.
“Titik kebakaran yang ada, hampir 95 persen faktor manusia. Upaya mitigasi salah satu hal yang paling di gemborkan dari Presiden, Gubernur hingga Kabupaten,” kata Kapolres.
Guntur menyampaikan bahwa, pembukaan lahan dengan cara di bakar dilakukan karena hal tersebut lebih ekonomis, tidak banyak biaya, hemat tenaga, praktis dan cepat. Disisi lain, mindset yang masih di lakukan adalah masyarakat berfikir bekas bakaran bisa menyuburkan tanah.
“Ini yang harus kita ubah mindsetnya. Di Tanjab Barat ada salah satu kelompok legendaris, yaitu Pak Janggut yang selalu membuka lahan dengan cara di bakar dan tidak pernah jera dan tidak pernah ingin mengubah mindset,” terangnya.
Disisi lain, dalam kesempatan ini Kapolres mengungkapkan bahwa kini pihaknya tengah berupaya melakukan perubahan mindset dari kelompok pak Janggut. Terhadap upaya ini, Kapolres ingin bersama dengan Pemkab Tanjab Barat turun ikut membantu dan berupaya untuk melakukan hal ini.
“Upaya mengubah mindset dari kelompok pak Janggut adalah mengubah mindset untuk tidak membakar lahan dan memanfaatkan sisa lahan dengan pembuatan kompos. Hadirnya Pemkab dengan instansi yang ada diharapkan dapat mensuport kebutuhan dan hal-hal yang bisa di berikan dengan tupoksi yang ada.” sebutnya
“Memang kita yakin tidak bisa untuk merubah mindset tersebut dengan cepat. Kita juga tidak bisa mengubah budaya itu secara instan, kita kenalkan dengan pemanfaatan sisa lahan tebang untuk di jadikan pupuk kompos,” imbuhnya.(*)