“Mudah – mudahan dengan Ecoprint metode pewarnaan alami ini yang tentunya akan menggunakan bahan Lokal seperti Jeruju, Kulit Pinang dan bahan alam lainnya di Tanjung Jabung Barat dapat mengurangi biaya Produksi,” harapnya.
Saat ini sebut Syafriwan, Ecoprint baru tahap perkenalan bagi Pengrajin. Jika ini lebih potensial dan disandingkan dengan Batik Cap menghasilkan Model baru, tentunya tidak perlu lagi menempa Cap yang cukup mahal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dengan Ecoprint menggunakan bahan alami yang ada, makin banyak variasi dari buah pidada, pinang, dan jeruju kreasi inilah yang kita harapkan dari pengrajin,” ucap Syafriwan.
Sementara untuk motif sendiri, kepada lintastungkal Syafriwan menyampaikan Ecoprint yang berbahan Alam jika biayanya lebih murah, dan hasilnya lebih bagus, diharapkan dapat berkolaborasi dengan batik berbahan non Alam.
Ditambahkan Syafriwan, dalam pelatihan Ecoprint pewarnaan batik alami yang dilaksanakan selama 4 (Empat) Hari ini, untuk Peserta sendiri berjumlah 20 Pengrajin Batik Mahir dari 4 (Empat) Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
“20 Pengrajin Mahir ini dari Kecamatan Tungkal Ilir, Bram Itam, Betara dan Kecamatan Kuala Betara,” sebut Syafriwan.(Bas)
