KUALA TUNGKAL – Malam tari inai dilakukan di Upacara pernikahan pasangan mempelai di Jalan Delima, RT 010, Kelurahan Kampung Nelayan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, Sabtu (20/8/22) Malam.
Ada hal menarik dalam Upacara pernikahan Mislawati Putri Kelima dari Bapak Umar Nayah dan Ibu Saripah dengan Saitok Putra Kedua dari Bapak Misdi (Alm) dan Ibu Armiyati tersebut yakni Tradisi Tepung Tawar.
Ternyata untuk orang Melayu tradisi Tepung tawar adalah ‘wajib’ dan penting dilakukan terutama saat acara pernikahan, pengukuhan adat, aqiqah, khitanan, naik haji hingga menempati Rumah baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
M Yusra salah seorang Tokoh Adat di Tanjung Jabung Barat, Jambi menjelaskan, malam ini tadi (Sabtu,red) dilakukan malam tari inai upacara adat pernikahan tradisi Melayu.
“Sekarang ini tradisi tari inai hampir punah. Dan sebenarnya tradisi ini yang utamanya adalah tepung tawar yang ditujukan memberikan Restu kepada kedua mempelai,” kata pria yang akrab disapa Mang Jua ini.
Diakui Mang Jua, malam tari inai yang diisi dengan pertunjukan Silat, tarian dan terutama tepung tawar nyaris terlupakan. Sehingga dirinya berharap para Generasi Muda dapat melestarikan Tradisi Melayu ini sehingga tetap lestari.
“Kita berharap Generasi Muda belajar. Apapun budaya Melayu harus kita pelajari karena kemampuan orang tua kita sudah melemah. Di zaman sekarang ini terkadang yang muda malas bertanya yang tua malas bercerita jadi hilanglah semuanya,” ucapnya.
Maka dari itu sebut M Yusra, pihaknya sedang berupaya melestarikan Budaya Melayu. Bahkan, sudah mengajukan untuk pembangunan Balai atau pendopo yang bisa digunakan menjadi tempat belajar Budaya Melayu.
Diketahui, dalam malam tari inai selain diisi dengan tradisi Tepung Tawar, juga ditampilkan Silat, tarian yang diiringi dengan alunan khas irama Melayu. Malam tarinai atau berinai ini turut dihadiri para tuo tengganai dan Warga sekitar.(Bas)