Karya budaya itu — seperti banyak yang dihasilkan oleh suku bangsa Nusantara — tidak hanya bernilai seni, tetapi lebih dominan mengusung nilai-nilai filosofis dari masyarakat yang membuat atau menciptakannya. Termasuk wayang yang justru lebih menonjolkan nilai-nilai filosofis dalam beragam macam simbol, mulai dari tampilan fisik gambar wayang itu, hingga usungan karakter, sifat dan sikap serta watak dari tampilan wajah tokoh yang diperankannya.
Karena itu upaya pemerintah Presiden Prabowo Subianto memisahkan antara bidang pendidikan dengan kebudayaan — yang Kini dikelola oleh Fadli Zon selaku Kementerian Kebudayaan — sangat diharap bisa membuat suasana yang lebih khusyuk dan fokus merawat dan mengembangkan karya budaya suku bangsa Indonesia yang sangat kaya dan beragam coraknya dalam bentuk barang, makanan olahan serta kreasi seni yang penuh bernilai sastra seperti pantun, cangget, zikir baru dan sejenisnya yang masih berbentuk lisan maupun yang sudah mulai jaga banyak ditulis serta dibukukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Upaya menjaga atau melestarikan sejumlah karya budaya suku bangsa Indonesia yang beragam corak dan warnanya ini dapat dimulai dari sastra lisan itu. Termasuk mendokumentasikan aksara daerah serta bahasa daerah yang kini mulai dilupakan masyarakat setempat.
Corak hasil karya budaya dalam bentuk olahan panganan, pun perlu disusun dalam bentuk buku dengan rincian ramuannya yang khas itu. Boleh saja berupa macam jenis atau suka cita menu racikan dari panganan yang disebut pepesan itu, dirinci dari bahan apa saja — ikan atau tahu — serta jenis bahan racikannya dari bahan pangan lainnya.
Penulis : Jacob Ereste
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya