DUNIA – Tim relawan gempa Myanmar mengungkap kebutuhan mendesak para korban gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.700 orang beberapa waktu lalu.
Kebutuhan itu mulai dari tempat berlindung, makanan, dan air.
Kondisi korban juga diperburuk dengan perang saudara yang menyebabkan bantuan untuk para korban sulit dijangkau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengutip Channel News Asia, Selasa (1/4/24), jumlah korban tewas telah mencapai 2.719 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 3.000.
Demikian disampaikan pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing dalam pidato yang disiarkan televisi setempat. Selain korban tewas, dia mengatakan 4.521 orang terluka, dan 441 orang masih hilang.
Gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang terjadi pada siang Jumat (28/3) itu merupakan gempa terkuat yang mengguncang Myanmar dalam lebih dari satu abad terakhir. Gempa bahkan meruntuhkan pagoda kuno dan bangunan modern.
Di Thailand, tim penyelamat terus mencari korban di reruntuhan gedung pencakar langit yang runtuh di Bangkok.
Sementara, di wilayah Mandalay, Myanmar, 50 anak dan dua guru tewas ketika sekolah mereka runtuh.
“Di wilayah yang paling parah, masyarakat berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti akses ke air bersih dan sanitasi, sementara tim darurat bekerja tanpa lelah untuk menemukan korban selamat dan memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa,” terang Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Cnnindonesia
Halaman : 1 2 Selanjutnya