Penuhi Kebutuhan, Penggali Kubur Ini Harus Kerja Serabutan

Penggali kubur yang tidak dijadikan Miskan sebagai pekerjaan, untuk memenuhi kebutuhan sehari – sehari, Kakek berusia 72 Tahun harus bekerja sebagai kuli Bangunan. Hari – hari Pakde Miskan asal Jawa ini menjadi kuli Bangunan membuatkan Halaman terkadang Kolam bagi Warga yang tinggal di Komplek Perumahan dalam Kota Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

“Kita ini tidak seperti orang berada. Ada apa – apa enak. Ngupah bikin halaman bikin Kolam upah harian 100 ribu lebih kalau ada. Hasil ngupah dapat untuk makan  saja alhamdulillah,” ucap Pakde Miskan penuh syukur.

Dari penghasilan tidak menentu oleh Pakde Miskan dikumpulkan . Dari sisa memenuhi kebutuhan sehari – hari dikumpulkan sedikit demi sedikit yang nantinya jika cukup dibelikan lahan kebun. Namanya orang kecil kata Tumikan ngumpulkan uang seribu, dua ribu kalau ada lahan baru dibeli.

“Alhamdulillah sekarang sudah ada kebun merintis nanam pinang dan hasil dari Kebun sudah ada sekilo dua kilo pinang,” ucapnya.

“Bersyukurnya lagi Mas, sekarang Pakde tinggal di Rumah sendiri tidak ngontrak. Walaupun kondisinya seperti ini,” kata Pakde Miskan.

Saat lintastungkal.com ingin tahu keluarga Pakde Miskan, Ia mengatakan punya Anak 2 (Dua) Orang yang saat ini ikut suami mereka masing – masing. Selain itu ada juga Cucu 2 (dua) orang 1 laki – laki, 1 perempuan.

Anak ini kata Pakde Miskan dulunya pingin di Kuliahkan. Tetapi mereka tidak mau. Mungkin karena melihat ekonomi Pakde seperti ini sedang susah. Dan mereka habis tamat SMA memilih berkebun setelah berkeluarga.

Saat ditanya bagaimana bantuan dari Pemerintah, Pakde Miskan mengakui jika belum pernah sama sekali menerima bantuan sejak kurang lebih 10 Tahun tinggal di Beringin Ujung, Kelurahan Patunas, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.”Ya kita berharap namanya orang kecil ada bantuan,” ujarnya.

Disaat wabah pandemi Pemerintah sedang gencar – gencarnya melaksanakan Vaksinasi, Pakde Miskan punya keinginan mendapatkan Vaksinasi. Tetapi keinginan itu oleh Pak Miskan ditunda dulu karena pernah merasakan sakit dibagian dada yang membuat dirinya susah untuk berjalan.

Halaman : 1 2 3 Selanjutnya