TANJAB BARAT – Miskan Kakek berusia 72 Tahun Warga Beringin Ujung, Kelurahan Patunas, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, seorang penggali kubur harus kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dimasa Pandemi Covid-19.
Kepada lintastungkal.com Miskan menceritakan disaat menggali kubur berdua dengan Sapri temannya, sering menemui kendala. Terkadang saat menggali Tumikan dan Sapri bertemu dengan tunggul baik posisi duduk maupun melintang kemudian Batu.
“Pertama gali baru separuh kena tunggul, habis itu ada juga kena batu. Belum lagi kalau masukkan kotak (Peti Jenazah,red) galian runtuh. Ini susah kita harus gali dua kali. Kalau kena tunggul kita harus tetap gali karena kalau mau pindah susah Lokasi (Kuburan) sempit,” sebut Pakde Miskan kepada lintastungkal di Rumahnya di Beringin Ujung, Senin (25/10/21).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namanya penggali kubur ini Mas kata Miskan, niat pertamanya ikhlas. Terkadang itu ada juga air. Tapi kalau air ini bisa ditimba. Kalau sudah terkena tunggul melintang atau duduk tadu itu yang susah. Mau dialihkan galian susah karena lokasi sempit.
Berapa bayaran penggali kubur?, Pakde Miskan menceritakan soal bayaran namanya ikhlas, Ia dan rekannya Sapri tidaj minta. Kalau dikasih mereka ambil tidak dikasih juga tidak apa – apa.”Kasang dikasih 100 Ribu seorang kadang 75 Ribu. Tidak dibayar pun tidak apa – apa. Namanya kita ikhlas buatkan Rumah terakhir,” kisahnya.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya