KUALA TUNGKAL – Tahap pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jenjang SMP sudah memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Selama proses penerimaan siswa baru Tahun Pelajaran 2022/2023 orang tua Siswa menyekolahkan Anaknya ke SMP, mereka juga mendatangi MTs maupun Pesantren.
Sehubungan dengan hal itu, guna memenuhi keinginan orang tua agar aspek religius bagi Anaknya terpenuhi, SMPN 2 Kuala Tungkal akan memperkuat pembelajaran keagamaan yang selama ini sudah diterapkan.
“Mungkin kebanyakan orang tua beranggapan jika sekolah di SMP pembelajaran Agamanya kurang. Karena keinginan orang tua, Anaknya bisa Sholat dan ngaji. Maka dari itu, kita di SMPN 2 Kuala Tungkal akan memperkuat aspek religius ini,” ungkap Kepala SMPN 2 Kuala Tungkal Pauzan Najri, Kamis (14/7/22).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan dalam memperkuat aspek religius ini untuk menyeimbangkan keinginan Pemerintah dan orang tua, Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat H. Anwar Sadat menyarankan di mata pelajaran muatan lokal (Mulok) SMP ada pembelajaran Bahasa Arab.
“Itu sudah kami programkan. Termasuk Program yasinan yang dilaksanakan setiap Jum’at Pagi maupun kegiatan keagamaan lainnya di Mushola,” katanya.
“Kemudian kita sudah melaksanakan ekskul kaligrafi, menyiapkan buku (PBTQ) Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an dan bukunya sudah dibelikan berjumlah ratusan ditindaklanjuti dengan disebarkan oleh Guru Agama kepada Siswa untuk dipelajari,” imbuhnya.
Menurut Pauzan apa yang menjadi keinginan orang tua agar Anaknya tidak hanya pintar di pembelajaran umum juga pintar di bidang keagamaan, semua orang tua pastinya menginginkan hal itu.
“Saya melihat peluang memperkuat aspek religius itu bisa dilakukan selain memperkuat dari pembelajaran umum. Sehingga jangan sampai ketika SD, SMP hingga beranjak ke jenjang SMA Anak – Anak ini tidak bisa Sholat dan ngaji. Kedepan itu bisa kita lakukan dengan dukungan Orang Tua dan keinginan kuat dari Siswa untuk belajar,” jelasnya.
Kepala SMPN 2 Kuala Tungkal Pauzan Najri dalam memperkuat pembelajaran Agama, SMPN 2 sudah memiliki Mushola. Kedepannya diharapkan Mushola ini bisa dimanfaatkan oleh siswa setelah proses belajar selesai, minimal 1 (Satu) lokal bisa shalat berjamaah secara bergantian dengan bimbingan wali Kelas masing – masing.
“Mereka bisa belajar bagaimana wudhu dengan benar dan sholat berjamaah bersama Guru yang menjadi Imannya,” katanya.
“Bahkan saat kelulusan, tes akhir Kelas IX (Sembilan) itu mereka harus bisa Wudhu dan sholat dengan benar yang akan diawasi Guru Agama. Sehingga jangan sampai setelah lulus melanjutkan ke jenjang SMA mereka tidak bisa wudhu dan sholat,” imbuh Pauzan.
Pauzan mengakui untuk niat dalam mengembangkan religius keagamaan ini sudah ada. Supaya kebutuhan spritual Anak – Anak terlengkapi. Hanya saja, sebagian besar Anak – Anak sudah belajar ngaji dan sholat di Masjid dan Rumah.
“Kami sudah menerapkan bagi Siswa yang tidak bisa mengaji, bisa belajar di Sekolah. Tetapi dari waktu ke waktu siswa yang mau belajar ini berkurang. Karena mereka juga sudah belajar di Masjid dan Rumah,” sebutnya.
“Bahkan bagi Siswa yang sudah bisa membaca Al – Qur’an ada namanya memperbaiki bacaan, kemudian menghafal jika Siswa membutuhkan itu kami siapkan Guru untuk mendampingi. Namun kembali lagi apakah Siswa ini tekun untuk belajar itu yang perlu dijaga,” pungkasnya.(Bas)