Manajemen Risiko Impor Sapi Brasil dalam Menjamin Keamanan Pangan dan Kesehatan

- Redaksi

Jumat, 13 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Andhika Wahyudiono ; Dosen UNTAG Banyuwangi

Andhika Wahyudiono ; Dosen UNTAG Banyuwangi

EKONOMI – Impor sapi Brasil ke Indonesia merupakan langkah penting dalam mendukung program peningkatan pasokan susu segar. Namun, langkah ini juga menimbulkan berbagai risiko kesehatan hewan yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait. Risiko-risiko tersebut tidak hanya berkaitan dengan potensi masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) serta tuberkulosis sapi (TB), tetapi juga dengan dampak jangka panjang terhadap industri peternakan di Indonesia. Pemerintah Indonesia dan pihak terkait harus bersiap dengan strategi mitigasi yang tepat agar potensi ancaman ini dapat dikelola dengan hati-hati.

Perubahan aturan impor sapi perah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2016, yang sedang disusun Kementerian Pertanian, menjadi langkah penting untuk mengakomodasi kedatangan sapi hidup dari Brasil. Hal ini dilakukan untuk mendukung kebutuhan pangan dalam program makan bergizi gratis yang sedang dijalankan. Namun, penambahan pasokan susu segar ini harus dilakukan tanpa mengabaikan dampak kesehatan yang bisa ditimbulkan. Seiring dengan itu, proses vaksinasi terhadap sapi impor juga menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalkan risiko PMK yang dapat mengancam kelangsungan peternakan di dalam negeri.

Peternak Indonesia mengungkapkan kekhawatiran terkait risiko penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dapat dibawa oleh sapi impor asal Brasil. Walaupun Brasil sedang berupaya agar Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) memberikan status bebas PMK bagi negara tersebut, risiko tetap ada, terlebih jika proses pemantauan dan vaksinasi tidak dilaksanakan dengan optimal. Risiko tersebut bisa memperburuk kondisi peternakan sapi di Indonesia yang telah dilanda masalah serupa sebelumnya, mengingat PMK dapat menular dengan cepat dan berdampak buruk pada kesehatan sapi yang ada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apa Penadapat Anda Terkait Berita Ini?

Penulis : Andhika Wahyudiono : Dosen UNTAG Banyuwangi

Editor : Redaksi

Sumber Berita : Lintastungkal

Follow WhatsApp Channel lintastungkal.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perang Dalam Senyap Melawan Buzzer dan Pembela Oligarki Melalui Media Sosial
Dampak Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina terhadap Pergerakan Harga Emas dan Pasar Keuangan Global
Peringkat 3 Nasional: Bukti Nyata Transformasi Manajemen ASN di Jambi
Jacob Ereste : Permohonan Maaf & Pencitraan Harus Bermuatan Spiritual
Langkah Proaktif Blokir Rekening untuk Masa Depan Masyarakat yang Lebih Baik
Jacob Ereste : Penulis Itu Telah Mati
Kecemasan Terhadap Pemilu Dilakukan Secara Curang Harus Dihadapi Bersama Seluruh Rakyat
Sembako dan BLT Tidak Lagi Mampu Menggoyahkan Keteguhan Hati Nurani Kita yang Terjaga Untuk Tetap Memilih Pemimpin Indonesia Ideal
Berita ini 52 kali dibaca
Dilarang Mengambil dan/atau Menayangkan Ulang Sebagian Atau Keseluruhan Artikel di atas untuk Konten Akun Media Sosial Komersil Tanpa Seizin Redaksi.

Berita Terkait

Minggu, 12 Januari 2025 - 18:47 WIB

Perang Dalam Senyap Melawan Buzzer dan Pembela Oligarki Melalui Media Sosial

Jumat, 13 Desember 2024 - 17:39 WIB

Manajemen Risiko Impor Sapi Brasil dalam Menjamin Keamanan Pangan dan Kesehatan

Selasa, 26 November 2024 - 18:07 WIB

Dampak Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina terhadap Pergerakan Harga Emas dan Pasar Keuangan Global

Senin, 25 November 2024 - 10:53 WIB

Peringkat 3 Nasional: Bukti Nyata Transformasi Manajemen ASN di Jambi

Rabu, 16 Oktober 2024 - 13:50 WIB

Jacob Ereste : Permohonan Maaf & Pencitraan Harus Bermuatan Spiritual

Berita Terbaru