KRAMAT SENTIONG – 23 Januari 2024, Semangat Generasi Spiritual (Generasi S) untuk semua menjadi topik diskusi di Cafe Setahun Kemarin, Kawasan Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, pada 23 Januari 2024 ba’da Azar hingga menjelang tengah malam dengan nara sumber utama Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu.
Generasi Spiritual Indonesia– Gen S — merupakan sebutan keren untuk komunitas Kamaira (Penebar Cinta Kasih) yang dikomando Ricardo Yohanes Sitanggang bersama diantaranya yang hadir Andreas Nadira, Sukriyah Jamil dan kawan-kawan serta sahabat spiritual lainnya.
Komunitas Kamaira terdiri dari beragam suku dan agama ini aktif melakukan pelayanan sosial utama bagi anak-anak. Karena itu selingan acara diisi dengan upaya mengenal ayat diri sebagai buah hidup yang mendapat respon positif dari peserta diskusi, karena sangat relevan dengan gerak aktivitas anggota Kamaira, sehingga masalah senyuman, jodoh, dan masa depan serta pilihan usaha, menjadi daya tarik tersendiri, apalagi yang terkait dengan masalah yang cukup pribadi sifatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Generasi Spiritual Indonesia– Gen S yang mengusung tema diskusi Spirit to all — menjadi sebutan keren untuk kelompok ini yang tengah mempersiapkan diri berafiliasi dengan GMRI — Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia — sebagai motor penggerak dari kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual Nusantara untuk menyongsong peradaban dunia baru yang lebih baik dan lebih berkeadaban.
Meski begitu, toh masalah politik yang tengah memanas menjelang Pemilu untuk memilih Presiden dan wakilnya, sempat mengidolakan sosok seorang pemimpin itu bukan seorang pemimpi. Karena justru pekerjaan utama seorang pemimpin itu adalah mewujudkan mimpi-mimpi indahnya untuk rakyat dengan segenap rasa cinta dan kasih yang tulus dan ikhlas.
Dan sebagai Pemimpin Spiritual Nusantara, kata Sri Eko Sriyanto Galgendu mengemban tugas utama untuk menjaga tradisi, adat istiadat serta budaya leluhur suku bangsa Nusantara yang merupakan puncak-puncak dari kebudayaan Nusantara yang akan menjadi mercu suar (petunjuk) dunia membangun peradaban baru manusia dalam siklus peralihan keempat setiap tujuh abad sekarang.
Upaya membangun gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual, bukanlah semerta-merta dilakukan, karena menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu telah dimulai sejak 28 tahun silam, semasa masih bermukim di Solo bersama sejumlah tokoh masyarakat serta pemimpin agama yang ada di Indonesia. Karena itu, gerakan kebangkitan kesadaran dan pahaman spiritual erat kaitannya lembaga yang giat menyuarakan perdamaian lintas agama dan kemanusiaan di Indonesia atau ICRP (Indonesia Conference on Religion and Peace) yang digagas Gus Dur.
Atas dasar itu, topik bahasan diskusi pun melebar sampai kepada Freemasonry (tarekat Mason Bebas) sebuah organisasi persaudaraan yang konon asal usulnya tidak jelas antara abad ke -16 hingga awal abad ke -17. Dalam perkembangannya kemudian, Freemasonry menjadi beragam bentuk di dunia dengan jumlah anggota yang terus berkembang sampai sekarang. Begitu juga illuminati yang berkedok agama bangsa Yahudi seperti hasratnya membangun Israel Raya atas dasar interpretasi dari kitab suci Talmud yang mereka percaya.
Diskusi bersama Generasi Spiritual (Muda) sungguh membangkitkan gairah “spirit to all” yang asyik dengan cecaran beragam pertanyaan dan jawaban yang agresif merambah ke segenap penjuru angin. Hingga acara diskusi tiada terasa memasuki waktu tengah malam. Maka itu, acara serupa disepakati akan terus berlanjut pada waktu dekat sambil persiapan untuk menerbitkan buku dalam bentuk tanya – jawab dari 100 peserta selama 17 jam non stop, hingga tidak mustahil dapat memperoleh Guinness World Records atau The Guinnedd Book of World Records, yaitu buku yang diterbitkan setiap tahun sebagai referensi kumpulan rekor dunia yang menandai prestasi anak manusia dari bumi Nusantara.*
Penulis : Jacob Ereste
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Lintastungkal